Kelompok Houthi Yaman telah melanjutkan pemberontakan untuk merebut benteng terakhir pemerintah di utara Marib yang mengakibatkan puluhan korban dari kedua belah pihak, sumber pemerintah melanjutkan.
Bentrokan terjadi antara pasukan pro-pemerintah yang didukung oleh koalisi militer pimpinan Saudi dan pemberontak Houthi, pada Senin (7/2) setelah sebelumnya relatif tenang di wilayah kaya minyak dan strategis itu.
Seorang sumber pemerintah mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Houthi telah membawa bala bantuan selama bentrok terjadi.
“Pertempuran terjadi sekitar 10 kilometer sebelah barat Marib,” kata sumber itu kepada AFP tanpa menyebut nama.
“Sedikitnya 20 pejuang pemerintah tewas dan 28 lainnya cedera,” katanya, menambahkan bahwa banyak pemberontak yang juga tewas tetapi tidak ada data valid yang menyebutkan jumlahnya.
Pertempuran Marib meningkat
Sejak 2014, Houthi menguasai ibu kota Sana’a yang terletak hanya 120 kilometer dari Marib dan berupaya keras untuk merebutnya.
Dalam 24 jam terakhir, pasukan pemerintah telah menghalau sedikitnya lima serangan, kata sumber itu, sehari setelah tiga pejuang pro-pemerintah tewas dan empat lainnya cedera dalam serangan rudal di kamp mereka di Marib.
Utusan PBB di Iran untuk melakukan perundingan
Pada Hari Senin juga, utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Yaman telah tiba di Iran untuk merundingkan solusi dari konflik yang terjadi di Yaman dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
“Prioritas utama” Martin Griffiths di Teheran adalah untuk mengadakan gencatan senjata, mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan, dan memulai kembali proses politik antara kedua pihak, kantornya mengatakan.
Semua tujuan itu lagi-lagi terbukti sulit dipahamkan kepada kedua belah pihak selama konflik yang terjadi bertahun-tahun dan membuat negara-negara itu terpecah belah.
Pembicaraan itu adalah bagian dari upaya menciptakan solusi politik dari konflik yang terjadi hampir enam tahun lamanya, antara pemberontak Houthi sekutu Iran dengan pasukan pemerintah Yaman yang didukung oleh koalisi militer pimpinan Saudi.
Menghapus sebutan teroris
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya telah secara resmi memberi tahu Kongres dengan mencabut tudingan teroris terhadap pemberontak, yang telah diumumkan pada akhir pemerintahan mantan presiden Donald Trump.
Langkah penghapusan tersebut dilakukan sehari setelah penerus Trump, Joe Biden, mengumumkan berakhirnya dukungan AS untuk operasi ofensif yang dipimpin Saudi di Yaman.
Kelompok kemanusiaan sangat menentang tudingan ‘teroris’ terhadap pemberontak, mengingat itu sangat membahayakan operasi mereka di negara di mana mayoritas warganya bergantung pada bantuan, dan mereka tidak punya pilihan selain berurusan dengan Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah utara.
Arab Saudi telah memimpin koalisi militer sejak 2015 untuk mendukung pemerintah yang diakui secara konstitusional dalam melawan pemberontak yang menurut PBB mengakibatkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Sumber: TRT WORLD