Penundaan itu mungkin merupakan indikasi realitas baru di Washington. Nyatanya apa yang Trump telah berikan kepada Netanyahu memang adalah sesuatu yang selama ini tidak pernah diberikan oleh presiden AS mana pun kepada seorang pemimpin Israel. Namun, dengan Pemilihan Umum menadatang yang akan diselenggarakan bulan depan, Netanyahu membutuhkan panggilan itu sekarang.
“Ada 195 negara di dunia, dan Presiden AS Joe Biden belum menghubungi 188 di antaranya,” komentar Jerusalem Post pada Rabu, “tetapi hanya di Israel, orang-orang begitu khawatir tentang penundaan ini.”
Netanyahu menerapkan kebijakan konfrontatif terhadap Partai Demokrat selama bulan-bulan terakhir masa pemerintahan Barack Obama. Biden adalah wakil presidennya saat itu. Lebih khusus lagi, perdana menteri Israel memprotes ketika pemerintahan Obama menandatangani perjanjian dengan Iran pada 2015; Netanyahu juga mengritik Obama setelah AS memilih abstain daripada menggunakan hak vetonya untuk membatalkan Resolusi PBB 2334 tentang permukiman Israel di wilayah pendudukan Palestina.
“Biden menolak seruan Netanyahu,” kata pemimpin oposisi sayap kiri Partai Meretz Israel, Nitzan Horovitz, dalam sebuah tulisannya di Facebook. “Sekarang Netanyahu menuai buah busuk dari perpecahan yang dia buat dengan Demokrat.”
Menurut analis Jerusalem Post, Herb Kinnon, “Jika Biden tidak menelepon, ini tidak berarti dia tidak menyukai kami, atau marah pada Netanyahu, atau bahwa dia akan bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran besok atau memaksa Israel untuk kembali ke perbatasan tahun 1967. Ini juga bukan artinya Israel dan Timur Tengah tidak lagi berada di urutan teratas dalam daftar prioritasnya. ” Biden akan menelepon cepat atau lambat, tambahnya. “Sementara itu, orang-orang Yahudi harus berhenti terobsesi dengan posisi Israel dalam daftar kontak Biden atau seberapa besar dia menyukai atau tidak menyukai kita dan Netanyahu.”
Kinnon bersikukuh bahwa nasib Israel bergantung pada keputusan yang dibuatnya sendiri dan tindakannya. “Tidak lagi bergantung pada kemauan satu pemimpin dunia atau lainnya; sebagai bangsa, lebih baik kita memahami pergeseran ini.”
The Post mengutip juru bicara Gedung Putih Jane Psaki yang mengatakan pada konferensi pers Gedung Putih pada Selasa malam bahwa dia mengharapkan Biden untuk menghubungi Netanyahu dalam beberapa minggu mendatang. “[Biden] belum menghubungi semua pemimpin asing, tapi dia pasti ingin menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbicara dengan para pemimpin asing.”
Amos Yadlin, mantan kepala dinas intelijen militer Israel, Aman, mengatakan kepada Radio 103FM beberapa hari yang lalu: “Bukan rahasia lagi bahwa Partai Demokrat sudah sangat kecewa dengan [Netanyahu] sejak pidato kongres yang dia sampaikan menentang perjanjian nuklir dengan Iran. Tentu hal yang tidak biasa, di mana seorang pemimpin negara asing menentang presiden AS di Kongres. ” Ini terjadi pada Maret 2015, sekali lagi ketika Biden menjadi bagian dari pemerintahan Obama.
“Ada banyak kemarahan terhadap Netanyahu, bahkan selama empat tahun kepresidenan Trump, yang merupakan tahun-tahun baik bagi hubungan Israel-Amerika, Demokrat seakan tidak menyukai itu,” tambah Yadlin. “Apalagi terlambat memberi selamat kepada Presiden Biden. Netanyahu adalah salah satu kepala negara terakhir di dunia yang memberi selamat kepada Biden atas kemenangannya.”
*Middle East Monitor