Penapembaharu.com – Gaza, Israel kembali menghancurkan sebuah desa badui di Tepi Barat yang diduduki untuk kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir. Disebut oleh kelompok HAM sebagai upaya untuk menggusur seluruh komunitas Palestina dari daerah tersebut.
Otoritas Israel mengatakan bahwa di Desa Khirbet Humsah, di Lembah Jordan, Tepi Barat bagian utara, di lapangan tembak militer, telah dibangun tempat pemukiman secara ilegal dan mengklaim bahwa penduduk lokal menolak tawaran mereka untuk pindah ke daerah terdekat.
130 penduduk Khirbet Humsah telah berjanji untuk tetap tinggal, dengan menjadikan terpal plastik yang berserakan di tanah berbatu sebagai tempat tidur.
Rumah tenda dan tempat penampungan hewan di desa itu terakhir kali dihancurkan pada November, meskipun penduduk kembali lagi setelah itu.
Dalam akun Twitternya, UNICEF mengatakan bahwa mereka sangat prihatin dengan laporan awal yang mengatakan bahwa terdapat puluhan anak yang mengungsi akibat pembongkaran rumah dan infrastruktur milik masyarakat di Khirbet Humsah.”
“Kami akan tetap di sini,”
“Kami tidak akan pindah dari sini, kami akan tetap di sini. Jika mereka membongkar, kami akan membangun kembali,” kata salah seorang warga, Ibrahim Abu Awad. Dia dan orang badui lainnya di desa itu mengatakan bahwa mereka takut pemukim Israel akan merebut tanah kosong itu.
Kelompok hak asasi Israel BTselem mengatakan bahwa penghancuran di desa Khirbet Humsah “sangat luas”, dan menganggap bahwa Israel dituduh ingin memindahkan komunitas Palestina untuk mengambil alih tanah mereka secara paksa.
Tenda yang dibongkar menampung 74 warga Palestina, BTselem menambahkan.
Sekitar 440.000 pemukim ilegal israel tinggal di antara lebih dari tiga juta warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, wilayah yang direbut Israel dalam perang tahun 1967 dan juga diinginkan warga Palestina sebagai bagian dari negaranya.
Pasukan Israel mulai membongkar tenda dan kandang ternak di Khirbet Humsah pada Senin, kata warga dan BTselem. Pada Hari Rabu, pasukan Israel disertai dengan buldoser juga merobohkan beberapa bangunan baja dan kayu di desa tersebut, tayangan televisi Reuters menyiarkan.
Tenda yang dibongkar telah menampung 74 warga Palestina, termasuk 41 anak di bawah umur, kata BTselem dalam sebuah pernyataan.
COGAT, penghubung militer Israel dengan Palestina, mengatakan telah menjelaskan kepada penduduk “bahaya yang terjadi jika tetap berada di dalam jarak tembak” dan menawarkan untuk tinggal di tempat lain.
“Meski ada tawaran, warga menolak untuk memindahkan (secara sukarela) tenda yang telah mereka dirikan secara ilegal–tanpa izin dan persetujuan dari otoritas Israel,” kata COGAT.
Warga Palestina dan kelompok hak asasi mengatakan bahwa izin semacam itu hampir tidak mungkin diperoleh dari Israel.
Dilansir dari TRTWorld.com