Penapembaharu.com, Khartoum – Kepala Dewan Kedaulatan Transisi Sudan, Abdul Fattah al-Burhan, mengatakan bahwa negaranya tidak akan menyerahkan satu inci pun wilayahnya, dan bahwa Sudan tidak ingin berperang dengan Etiopia karena perbatasan di antara mereka.
“Sudan tidak ingin berperang dengan negara tetangga mana pun, tapi pada saat yang sama tidak akan menyerahkan satu inci pun wilayahnya,” tambahnya, dalam pertemuan dengan komandan senior militer.
Al-Burhan menekankan keinginan Sudan untuk mencapai kesepakatan yang mempertahankan haknya yang sah dan menandai tanah tersebut.
Pada 31 Desember, Menteri Luar Negeri Sudan, Omar Qamar al-Din, mengumumkan kendali militer atas seluruh wilayah negaranya di perbatasan Etiopia.
Beberapa hari kemudian, Duta Besar Etiopia untuk Khartoum, Petal Amero, menuduh tentara Sudan merebut 9 kamp di dalam wilayah Etiopia sejak November lalu.
Dan pada hari Minggu (17/01), Perdana Menteri Sudan, Abdullah Hamdok, mengumumkan persetujuan negaranya untuk memediasi Sudan Selatan, demi menyelesaikan sengketa perbatasan dengan Etiopia menyusul ketegangan baru-baru ini antara kedua negara.
Pada perbatasan kedua negara, banyak terjadi perkembangan luar biasa, yang dipicu oleh serangan bersenjata yang menargetkan pasukan tentara Sudan di Gunung Turia pada pertengahan Desember 2020.
Khartoum mengatakan bahwa “Milisi Etiopia” merebut tanah petani Sudan di daerah “Fashaqa” setelah mereka diusir dengan kekuatan senjata. Otoritas Sudan menuduh tentara Etiopia mendukung kelompok-kelompok tersebut, akan tetapi tuduhan itu disangkal Addis Ababa dan mengatakan mereka adalah “kelompok penjahat.”
Sumber: Rassd.com