• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Iklan
  • Kirim Artikel
  • Donasi
Pena Pembaharu
Advertisement
  • Home
  • Dunia Peristiwa
    Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

    Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

    Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

    Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

    Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

    Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

    Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

    Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

    AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

    AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

    Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

    Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

    Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

    Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

    Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

    Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

    Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

    Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

    Trending Tags

    • Dunia Pemikiran
      Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

      Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

      Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

      Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

      Hamka Berbicara tentang Umat Islam

      Hamka Berbicara tentang Umat Terbaik

      Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

      Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

      Tawazun

      Karakteristik Islam: Tawazun (3)

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Karakteristik Islam: Tawazun

      Karakteristik Islam: Tawazun (2)

      Tawazun

      Karakteristik Islam: Tawazun (1)

      Karakteristik Islam: Universal

      Karakteristik Islam: Universal (3)

    • Dunia Tokoh
      Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

      Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

      Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

      Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

      Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

      Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

      Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

      Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

      Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

      Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

      Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      Sedekahnya Membuat Allah ﷻ Tersenyum

      Sedekahnya Membuat Allah ﷻ Tersenyum

      Pentingnya Jadi Pendengar yang Baik bagi Penuntut Ilmu

      Pentingnya Jadi Pendengar yang Baik bagi Penuntut Ilmu

    • Dunia Buku
      Risalah Keluarga dalam Islam

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

      Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

      Beres- beres Peradaban

      Beres- beres Peradaban

      Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

      Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

      Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

      Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

      Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

      Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

      Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

      Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

      The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

      The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

      Fahrenheit 451: Hati yang Terbakar Menyaksikan Pembakaran Buku

      Fahrenheit 451: Hati yang Terbakar Menyaksikan Pembakaran Buku

    • Dunia Kajian
    No Result
    View All Result
    • Home
    • Dunia Peristiwa
      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

      Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

      Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

      Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

      AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

      AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

      Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

      Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

      Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

      Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

      Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

      Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

      Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

      Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

      Trending Tags

      • Dunia Pemikiran
        Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

        Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

        Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

        Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

        Hamka Berbicara tentang Umat Islam

        Hamka Berbicara tentang Umat Terbaik

        Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

        Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

        Tawazun

        Karakteristik Islam: Tawazun (3)

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Karakteristik Islam: Tawazun

        Karakteristik Islam: Tawazun (2)

        Tawazun

        Karakteristik Islam: Tawazun (1)

        Karakteristik Islam: Universal

        Karakteristik Islam: Universal (3)

      • Dunia Tokoh
        Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

        Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

        Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

        Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

        Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

        Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

        Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

        Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

        Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

        Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

        Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

        Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

        Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

        Sedekahnya Membuat Allah ﷻ Tersenyum

        Sedekahnya Membuat Allah ﷻ Tersenyum

        Pentingnya Jadi Pendengar yang Baik bagi Penuntut Ilmu

        Pentingnya Jadi Pendengar yang Baik bagi Penuntut Ilmu

      • Dunia Buku
        Risalah Keluarga dalam Islam

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

        Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

        Beres- beres Peradaban

        Beres- beres Peradaban

        Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

        Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

        Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

        Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

        Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

        Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

        Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

        Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

        The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

        The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

        Fahrenheit 451: Hati yang Terbakar Menyaksikan Pembakaran Buku

        Fahrenheit 451: Hati yang Terbakar Menyaksikan Pembakaran Buku

      • Dunia Kajian
      No Result
      View All Result
      Pena Pembaharu
      No Result
      View All Result
      Home Buku

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Muammar Farras Ar Rasyid by Muammar Farras Ar Rasyid
      January 18, 2021
      in Buku, Pemikiran, Peradaban
      0
      Risalah Keluarga dalam Islam
      8
      SHARES
      27
      VIEWS
      Share on FacebookShare on TwitterShare WA

      Tulisan ini adalah catatan dari apa yang Al-Allamah Syaikh Yusuf al-Qardhawi tulis dalam kitabnya, al-usrah kamâ yurîduhâ al-islam. Kitab ini merupakan risalah dari Syaikh Qardhawi atas Muktamar Internasional Keluarga di Doha, tahun 2004.

      1. Keluarga yang mantap/stabil (الزواج المستقر)

      Keluarga secara definisi adalah kesatuan sosial yang dibangun atas laki-laki, dan perempuan dan dengan ikatan yang sesuai syariat. Dengan ikatan tersebut, dibangun atasnya kewajiban, dan hak satu sama lain. Keluarga merupakan perwujudan dari fitrah yang Allah ciptakan, yakni hidup berpasang-pasangan. Hal yang perlu dicatat bagi seorang Muslim adalah bahwa pernikahan bukanlah semata-mata ikatan antara jasad dengan jasad. Namun ia adalah ikatan antar manusia, dan di dalam manusia terdapat akal, emosi, naluri, dan jiwa. Ia lebih dari sekedar jasad semata.

      Keluarga Muslim tidak lah hanya memiliki tujuan yang bersifat fisik; menuntaskan syahwat dengan cara yang halal, atau mengenyangkan perut, namun ia harus lebih dari itu, yaitu membangun rumah yang penuh dengan keimanan, keluarga yang salih, dan itu merupakan inti dari masyarakat yang salih. Rumah yang penuh dengan keimanan yang dimaksud adalah rumah yang terdapat tiga asas; sakinah, mawaddah, dan rahmah. Keluarga juga memiliki tujuan asasi, yaitu mempertahankan keturunan. Ia menjadi penting karena dengan berkembang biaklah dakwah Islam ini senantiasa berjalan. Adapun, asas dari sebuah keluarga yang mantap adalah:

      a. Memilih sebaik-baik pasangan (حسن الاختيار)

      Seyogyanya bagi seorang Muslim untuk memperhatikan siapa yang akan jadi partner dalam hidupnya. Ia harus menetapkan kriteria dalam pemilihannya, dan seorang Muslim tidak hanya berhenti dalam kriteria yang bersifat “fisik”, akan tetapi, haruslah memperhatikan kriteria asasi berikut:

      1. Baik agama, dan akhlaknya

      Terdapat banyak riwayat yang menjelaskan keutamaan perempuan salihah, bahwa kriteria paling utama dalam menikahi seseorang adalah karena agamanya, bahwa ia sebaik-baik “perhiasan” di muka bumi. Pasangan yang memiliki agama dalam konteks pernikahan adalah pasangan yang takut kepada Allah, dan menjaga hak pasangan, dan rumahnya, baik saat pasangannya ada, atau tiada.

      2. Keserasian jiwa

      Hal ini bisa dilihat dari pandangan/pertemuan pertama. Dari perkataan, atau hanyalah perbuatan-perbuatan kecil. Di antara hikmah diperintahkannya nazhor saat meng-khitbah adalah agar kita bisa menilai apakah terdapat keserasian secara “ruh” atau tidak. Tanda ketika keserasian itu ada adalah ketika yang satu masuk ke dalam hati yang lain, ia merasa dekat dengannya, merasa ia melengkapi dirinya, dan bagian dari dirinya sendiri.

      3. Kecocokan

      Kecocokan yang dimaksud di sini adalah kecocokan satu sama lain dalam hal keadaan-keadaan fisik, kejiwaan, pikiran, umur, dan sosial. Adanya ketidak-cocokan dalam hal ini dikhawatirkan akan melahirkan ke-tidak tenang-an dalam kehidupan perkawinan. Contohnya: seyogyanya, tidak seharusnya seorang lelaki yang fakir untuk menikahi perempuan yang kaya karena ingin hidup dengan harta perempuan tersebut, karena pada asalnya, lelakilah yang menjadi pemimpin, dan pemberi nafkah pada istrinya, atau laki-laki yang buta huruf menikahi seorang akademisi perempuan, dikhawatirkan ia tidak “bekerja sama”dengan perempuan tersebut melainkan hanya dalam perkara makan, dan minum. Inilah hal yang diisyaratkan Rasulullah ﷺ juga ketika menyarankan Jabir bin Abdillah, pemuda Anshor untuk menikahi gadis (karena ia sesama muda) (saat itu, Jabir sudah menikahi janda). Namun, peristiwa ini juga mengajarkan tentang pengecualian, karena alasan Jabir menikahi janda saat itu adalah ia memiliki banyak saudara perempuan yang masih kecil, maka ia butuh pasangan yang dewasa, dan juga bisa bertindak sebagai seorang ibu. Maka, pengecualian-pengecualian tetap ada, namun dengan alasan yang kuat.

      b. Kebebasan Memilih (حرية الاختيار)

      Syariat Islam memberikan jaminan bagi seseorang untuk memilih pasangannya sendiri, tanpa paksaan siapapun -bahkan orang tuanya-. Pemaksaan akan pernikahan banyak terjadi kepada perempuan, bahkan di jaman kini. Padahal itu adalah hal yang menjadi tabiat masa ke-jahiliyyah-an, dan Islam datang justru untuk membebaskan hal tersebut.

      Maka, perempuan adalah tuan bagi dirinya sendiri. Jika ayah/orang lain memilihkan pasangan untuknya, maka wajib baginya untuk setuju. Jika tidak, maka pernikahan tersebut tidak sah. Terdapat banyak hadis yang menjelaskan bahwa Rasulullah ﷺ melarang hal ini, di antaranya hadis dari Ibnu Abbas, bahwa suatu saat seorang budak yang masih gadis datang ke Rasulullah ﷺ dan melaporkan bahwa ia dinikahkan oleh ayahnya, sedangkan ia tidak menyukainya, kemudian Rasulullah ﷺ memberikan gadis itu pilihan atas dirinya sendiri. Imam al-Shan’ani dalam Subul as-Salam menjelaskan hadis ini, bahwa ia memiliki makna apa adanya, yakni “haram bagi seorang ayah, atau yang lainnya dari wali perempuan, untuk memaksa menikahkan anaknya”.

      c. Menjaga hak-hak dalam hubungan pernikahan (رعاية الحقوق الزوجية)

      Asas selanjutnya dalam membangun keluarga yang mantap adalah dengan menjaga hak-hak satu sama lain dalam pernikahan. Hak datang dengan kewajiban, maka seyogyanya semuanya tertunaikan dengan baik. Seperti, hak seorang ayah untuk mendapatkan bakti dari anaknya, dan hak seorang anak untuk mendapat pendidikan, dan asuhan dari ayahnya. Hak nafkah bagi seorang istri, dan hak untuk dihormati bagi seorang suami. Islam memfokuskan agar kita menunaikan kewajiban kita, daripada kita menuntut hak kita. Diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas merapikan rambutnya, janggutnya, dan memperindah dirinya sendiri. Seseorang bertanya kepadanya mengapa ia melakukan itu? Ibnu Abbas menjawab, “Aku memperindah diriku untuk istriku, sebagaimana ia memperindah dirinya untuk diriku.”

      Dari mana kita bisa mengetahui mengenai hak-hak pernikahan ini?

      1. Syariat (yakni hukum-hukum Allah)

      Dari sisi syariat, hak-hak istri atas suaminya adalah; 1) Mahar, 2) Nafkah, 3) Perlakuan baik, dengan perkataan, atau perbuatan. Adapun, hak-hak suami atas istrinya adalah; 1) Penerimaan atas kepemimpinannya. Hal ini bukan berarti suami menjadi “diktator”, namun hendaknya mencotoh Nabi ﷺ yang tetap bermusyawarah dengan istrinya, seperti yang Nabi ﷺ lakukan ketika bermusyawarah dengan Ummu Salamah dalam peristiwa Hudaibiyyah. 2) Penjagaan atas hartanya, 3) Penjagaan selama ketiadaannya, 4) Penjagaan atas anak-anak, dan ini adalah perkara kerja sama antar keduanya. Namun, di tahun-tahun awal, peran ibu lebih besar, 5) Bantuan dalam amal kebaikan, dan menjauhi keburukan, 6) Kesabaran dari istri, sebagaimana suami sabar atas istri.

      1. Adat yang Baik

      Ia lah yang memerinci hukum-hukum Allah. Seperti kewajiban atas nafkah, namun parameternya adalah kebiasaan/’urf  itu sendiri. Ibnu Mas’ud berkata, “Apa yang diliat masyarakat Muslim sebagai kebaikan, maka Allah melihatnya sebagai kebaikan, dan apa yang diliat sebagai keburukan, maka Allah melihatnya sebagai keburukan.”

      f. Menjaga Kemantapan Keluarga (المحافظة على استقرار الأسرة)

      Salah satu ahli hikmah, berkata, “Seyogyanya bagi seseorang untuk membuka matanya sebelum menikah, dan menutup sebelah matanya setelah menikah,” maksudnya adalah hendaknya ia berlapang dada, dan “sedikit abai” terhadap kesalahan pasangannya.

      Setelah proses pembangunan keluarga yang mantap, kita harus menjaga keberlangsungannya, agar tidak jatuh ke jurang yang bernama perceraian -walau ia dimakruhkan dalam Islam-. Perceraian layaknya operasi dalam dunia kedokteran. Ia tidak dilakukan kecuali dalam keadaan “darurat”. Termasuk dalam hal ini, menjaga keharmonisan keluarga dari dosa-dosa besar yang terlihat marak dipraktekkan; zina, selingkuh.

      1. Keterpaduan Antara Ibu dan Bapak (تكاملية الأمومة و الأبوة)

      Keluarga merupakan unsur pertama dalam membangun masyarakat. Setelah proses pengikatan syar’i antara laki-laki dan perempuan, keluarga kecil ini mulai bergerak sedikit demi sedikit, yakni Allah berikan padanya rezeki berupa anak. Ketika Allah rezekikan pada sebuah pasangan berupa anak, maka muncullah sifat keibuan, dan kebapakan. Sifat yang identik dengan pengorbanan, tanpa berharap balik, memberi, tanpa meminta. Dalam hal ini, terdapat hak, serta kewajiban bagi ibu, dan bapak.

      Hak-hak orang tua: Birr al-walidain (bakti pada orang tua). Begitu besarnya nilai bakti pada orang tua hingga Islam menempatkannya setelah urusan tauhid. Sebaliknya, durhaka kepadanya juga menempati posisi setelah syirik sebagai dosa besar.

      Hak seorang ibu atas masyarakat: Penjagaan sampai ia hamil. Sehingga wajib bagi masyarakat sekitar untuk menyiapkan makanan, kesehatan baginya (jika ia tidak mampu mendapatkannya), selain itu hendaknya beban pekerjaannya diringankan, setidaknya sampai periode seorang ibu menyusui selesai. Seorang peraih nobel ekonomi, Gary Becker mengatakan bahwa seorang ibu yang memelihara, dan mendidik anaknya berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi nasional sebanyak 25-50%.

      Hak seorang ayah atas masyarakat: Seorang ayah juga hendaknya mendapat haknya atas masyarakat, yakni berhubungan dengan urusan nafkah. Ketika keadaan sedang sempit, hendaknya masyarakat membantunya dengan berbagai cara agar seorang ayah bisa memenuhi hajat keluarganya, karena prinsip dalam Islam adalah bahwa setiap muslim adalah saudara. Terdapat beberapa wasilah dalam Islam terhadap hal ini, seperti; bantuan dari kerabat (keluarga) terdekat, zakat, saling bantu antar penduduk sekitar (karena bukanlah seorang muslim, jika ia tidur dalam keadaan kenyang sedangkan tetangganya kelaparan), serta jaminan dari negara.

      Hak anak: 1) Dinasabkan kepada keluarga. Bahwasanya merupakan hak seorang anak untuk mendapat perlindungan dari ayah, dan kasih sayang dari ibu. Merupakan bencana besar di zaman sekarang, bahwa ada anak yang dilahirkan tanpa mengenal ayah, atau ibu, atau bahkan keduanya. Masa kanak-kanak manusia adalah masa kanak-kanak terpanjang di antara makhluk hidup lainnya. Beberapa binatang ada yang terlahir, dan tidak butuh waktu yang lama untuk langsung bisa bergerak, dan berjalan. Namun, manusia membutuhkan pemeliharaan, pengajaran, pendidikan akhlak, sampai ia siap. Betapa kritisnya jika masa-masa ini dilalui tanpa orang tua.

      Adapun, kewajiban pertama dari orang tua kepada anaknya adalah menyusuinya, yang mana peran ini dipegang oleh seorang ibu. Kegiatan menyusui tidak semata-mata bermakna memasukkan makanan ke dalam perut anak, namun ia juga bernilai kasih sayang ketika seorang anak berada dalam dekapan ibunya. Adapun ayah dalam hal ini, berperan dalam memberikan nafkah, ketenangan bagi sang ibu, dan mempersiapkan segala hal yang diperlukan.

      Termasuk kedurhakaan bagi orang tua untuk menelantarkan anaknya, dan tenggelam dalam kesibukannya sampai mereka tidak tahu apa yang dibutuhkan sang anak, apa yang ia minta, apa yang ingin ia kerjakan. Sang ayah sibuk dengan bisnisnya, pekerjaannya, dan sang ibu sibuk dengan teman, perhiasan, dan fashion-nya.

      Integrasi dalam Pendidikan Anak

      Bentuk integrasi antara ibu, dan bapak yang diinginkan adalah bahwa mereka saling memahami, saling menolong dalam mendidik anaknya; secara ruh, dengan menanamkan iman, dan ibadah, secara akal, dengan menanamkan pemahaman, dan wawasan, secara akhlak, dengan menanamkan adab yang baik, secara jasad, dengan mengajarkan kebersihan, dan olahraga, secara sosial, dengan menanamkan cinta pada kebaikan, dan melayani sesama, secara politik, dengan mengajarkan kesetiaan terhadap umat, secara seni, dengan menanamkan kecintaan pada keindahan, dan secara bahasa dengan membuatnya cinta terhadap bahasa kaumnya.

      Di masa-masa awal anak, tanggung jawab pendidikan lebih banyak ada pada ibu, karena interaksinya yang lebih dekat dengannya. Oleh karena itu, seorang ibu dikatakan sebagai “sekolah pertama” bagi anak. Adapun, ketika ia semakin besar, peran ayah semakin bertambah, karena sang anak membutuhkan lebih banyak arahan, dan pengawasan. Beberapa ayah lalai dalam hal ini, sampai ia lupa bagaimana sekolah anaknya, apakah ia memiliki masalah dalam masa remajanya atau tidak, ketika sekolah mengadakan pertemuan ayah, ia tidak datang, dan ia mengira bahwa kebutuhan fisik (makanan, pakaian, tempat tinggal) telah cukup. Padahal Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa sebaik-baik pemberian dari orang tua pada anaknya adalah pengajaran akan adab yang baik. Tugas paling penting dari seorang ayah adalah menjauhkan anaknya dari api neraka.

      Merupakan bagian dari integrasi ibu, dan bapak dalam pendidikan adalah mendidiknya dengan keserasian dalam metode. Ke-tidak serasi-an seperti ayah yang mendidik dengan keras, dan kasar, dan ibu yang mendidik dengan memudah-mudahkan, dan cuek. Hendaknya seorang ibu, dan bapak mengambil jalan yang satu, yaitu jalan moderat/pertengahan. Sikap keras hanya mewariskan kerusakan pada jiwa anak, dan membuat mereka merasa tidak diinginkan. Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan, bahkan pada orang yang berbeda, dan bermusuhan dengan kita, maka bagaimana mungkin ada kekerasan pada anak?

      Di antara hak seorang anak kecil yang sering dilupakan, yakni masa bermain. Seorang anak hendaknya menghabiskan waktunya dengan bermain, dan bagi seorang ayah, untuk sering menemani anaknya bermain. Misalnya, dengan bermain sepak bola bersama, berlatih berlari bersama. Sebagian ahli hikmah jaman dulu bergaul dengan anaknya dengan cara; bermain dengannya selama tujuh tahun, mendidiknya di tujuh tahun ke dua, dan menjadikannya seperti saudara yang setara di tujuh tahun selanjutnya. Dahulu, Rasulullah ﷺ juga bermain dengan anak-anak, hingga Riwayat yang sudah popular mengisahkan, cucu-cucu Nabi ﷺ bermain dengan memanjat punggung Rasul ﷺ dan menjadikannya tunggangan.

      Jika terlalu keras tidak dibolehkan, maka sebaliknya, bersikap abai juga tidak dibolehkan, hingga orang tua tidak peduli dengan apa yang dilakukan seorang anak. Seorang anak harus dididik jika keliru, terlebih jika ia terus mengulang kesalahannya, namun tetap dengan cara yang baik, dan penuh kelembutan, hingga orang tua tidak terjebak dalam upaya membenarkan kesalahan dengan kesalahan yang baru. Dan jika orang tua memiliki kecenderungan untuk cinta terhadap salah satu anaknya lebih daripada yang lain, hendaknya ia tidak menampakkannya, agar tidak mewariskan rasa cemburu, dan benci antar sesamanya.

      Sumber: al-usrah kamâ yurîduhâ al-islâm

       

      Previous Post

      Abbas Mengumumkan Pemilu Palestina Pertama dalam Lebih dari 15 tahun

      Next Post

      Karakteristik Islam: Tawazun (3)

      Muammar Farras Ar Rasyid

      Muammar Farras Ar Rasyid

      Next Post
      Tawazun

      Karakteristik Islam: Tawazun (3)

      Leave a Reply Cancel reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Channel Youtube

      Produk Pena

      Iklan

      • Trending
      • Comments
      • Latest
      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      June 18, 2020

      Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

      August 23, 2020
      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      August 10, 2020
      Lelaki Tua Bawabat 3 dan Bahagia yang Sederhana

      Lelaki Tua Bawabat 3 dan Bahagia yang Sederhana

      March 17, 2020

      Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

      7
      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      2
      Masa- Masa paling Indah, Kisah seorang Introver di tengah Wabah

      Masa- Masa paling Indah, Kisah seorang Introver di tengah Wabah

      2
      Ibnu Taimiyah, Sang Mujaddid dan Mujtahid Islam

      Ibnu Taimiyah, Sang Mujaddid dan Mujtahid Islam

      1
      Isra Miraj, Kenapa Harus ke Baitul Maqdis

      Isra Mi’raj, Kenapa Harus ke Baitul Maqdis?

      March 2, 2021
      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      February 27, 2021
      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      February 27, 2021
      Ketika Allah Menghibur Rasulullah

      Ketika Allah Menghibur Rasulullah

      February 27, 2021

      Recent News

      Isra Miraj, Kenapa Harus ke Baitul Maqdis

      Isra Mi’raj, Kenapa Harus ke Baitul Maqdis?

      March 2, 2021
      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      February 27, 2021
      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      February 27, 2021
      Ketika Allah Menghibur Rasulullah

      Ketika Allah Menghibur Rasulullah

      February 27, 2021
      Pena Pembaharu

      Kampus Pemikiran Islam Pena Pembaharu adalah situs yang menyajikan kajian ilmiah, berita, dan dinamika pemikiran Islam. Situs ini kami hadirkan ke tengah masyarakat sebagai lisan para pembaharu menyampaikan dan menghidupkan ide-ide pembaharuan mereka dalam membangun proyek kebangkitan Islam

      Follow Us

      Browse by Category

      • Analisa
      • Berita
      • Buku
      • Dunia Buku
      • Kajian
      • Kampus
      • Pemikiran
      • Peradaban
      • Politik
      • Renungan
      • Resonansi
      • Sastra
      • sejarah
      • Tokoh
      • Uncategorized

      Recent News

      Isra Miraj, Kenapa Harus ke Baitul Maqdis

      Isra Mi’raj, Kenapa Harus ke Baitul Maqdis?

      March 2, 2021
      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      February 27, 2021
      • Tentang Kami
      • Hubungi Kami
      • Iklan
      • Kirim Artikel
      • Donasi

      © 2019 Penapembaharu - Kampus Pemikiran Pena Pembaharu Pena Pembaharu.

      No Result
      View All Result

      © 2019 Penapembaharu - Kampus Pemikiran Pena Pembaharu Pena Pembaharu.