Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengkonfirmasi bahwa Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain membuka kembali perbatasan udara, darat, dan laut mereka ke Qatar setelah negara-negara tersebut mengakhiri pengepungan tiga tahun mereka, menurut Al Jazeera.
Namun, Qatar Airways menunggu NOTAM[1] (pemberitahuan kepada penerbang atau pilot) yang secara jelas menyatakan bahwa pembatasan wilayah udara ini tidak lagi berlaku.
Pada Juni 2017, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir melakukan blokade terhadap Qatar, menutup perbatasan udara, laut, dan darat mereka dengan negara Teluk, dengan tuduhan mendukung terorisme. Doha membantah tuduhan itu dan mengatakan langkah itu merupakan serangan terhadap kedaulatannya.
Doha kemudian menetapkan 13 tuntutan, mulai dari menutup televisi Al Jazeera dan menutup pangkalan Turki hingga memutuskan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin dan menurunkan hubungan dengan Iran, agar hubungan dipulihkan.
Hingga saat ini, tidak ada tuntutan yang terpenuhi. Namun, langkah-langkah diumumkan pada hari Senin (04/01) untuk menyelesaikan rekonsiliasi di antara negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC), ini akan membuat semua akses darat, laut, dan udara dibuka kembali.
Sumber: Middle East Monitor
[1] Notice To Airmen atau NOTAM adalah pemberitahuan yang disebarluaskan melalui peralatan telekomunikasi yang berisi informasi mengenai penetapan, kondisi atau perubahan di setiap fasilitas aeronautika, pelayanan, prosedur atau kondisi berbahaya, berjangka waktu pendek dan bersifat penting untuk diketahui oleh personel operasi penerbangan. (Wikipedia)