Risalah Islam telah menjangkau setiap fase hidup manusia dan seluruh bagian hidupnya, termasuk dalam pendidikan, lalu kita mengenalnya pendidikan Islam. Sedangkan dalam bentuk resmi biasa disebut sekolah Islam, adapula yang bernaung di bawah pondok pesantren. Namun pendidikan secara utuh sudah berlangsung manusia lahir ke bumi, berada di pangkuan orangtuanya.
Sebagaimana aqidah dan pendidikan, keuniversalan risalah Islam perihal ibadah juga begitu nampak. Seorang muslim tidak beribadah dengan lisannya saja, badannya saja, akalnya saja atau panca indra lainnya. Menurut al-Qardhawy, ibadah muslim meliputi lisannya yang terus berdzikir memanggil namanya. Tubuhnya digunakan solat, puasa dan berjihad. Akalnya yang memikirkanNya terus menerus dan hati yang penuh dengan ikhlas, khauf, roja dan tawakal.
Setiap amalan yang dilakukan seorang muslim bermanfaat untuk masyarakat atau dirinya atau khususnya untuk orang-orang yang membutuhkan. Secara umum itu semua merupakan ibadah. Ini sama halnya dengan kegiatan sehari-hari yang ternyata itulah sedekah. Mulai dari mengangkat duri dari jalanan, hingga tersenyum kepada saudara sekeliling kita itu semua adalah sedekah.
“Senyum terhadap saudaramu adalah sedekah. engkau memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Engkau menunnjukkan kepada seseorang jalan di wilayah yang dia tidak ketahui adalah sedekah. Engkau membantu memberikan petunjuk kepada orang yang penglihatannya buruk adalah sedekah. Engkau memindahkan batu, duri atau tulang dari jalanan itu sedekah. Engkau memenuhi air di tempayan saudaramu dengan air dari tempayanmu semua itu sedekah.” (HR Tirmidzi)
Dari sisi akhlak, keuniversalan risalah Islam juga begitu jelas. Hal yang fundamental adalah memahami akhlak bukan sekadar sikap atau etika. Bukan seperti yang sebagian orang katakan, berakhlak adalah solat atau tidak mengkonsumsi khamr dan daging babi atau barang haram lainnya. Lebih dari itu, akhlak dalam Islam meliputi seluruh aspek kehidupan muslim.
Akhlak dalam Islam meliputi akhlak terhadap diri sendiri seperti jasad yang diperintahkan mengkonsumsi yang baik dan halal, akal dan segala yang dibutuhkannya. Diperhatikan juga akhlak dengan pasangannya, dengan ayah, ibu dan keluarganya, begitu pun dengan kerabat dekat. Dilihat juga akhlaknya dengan masyarakat, tentang tata cara bertamu, memperbaiki hubungan jual beli dan muamalah lainnya.
Bahkan risalah Islam menanamkan juga kepekaan terhadap makhluk tanpa akal seperti hewan. Akhlak dalam Islam memberi hubungan yang indah antara manusia dengan alam semesta. Akhlak muslim terhadap alam semesta adalah tentang sudut pandangnya menjadikan alam sebagai renungan, betafakur tentang kekuasaan-Nya dan menguatkan iman karenanya. Diberikan keleluasaan bagi kita untuk mengambil manfaat dan menikmatinya, tapi tidak dengan cara serakah, berlebihan dan merusak.
Dengan begitu nampaklah dengan jelas akhlak Islam yang sempurna sebagai buah dari risalah islam yang universal. Akhlak yang mengangkat derajat manusia menjadi makhluk yang mulia.
Syariat dalam Islam juga begitu universal, syariat ini untuk manusia mulai dari ibadahnya dan hubungan dengan Rabbnya, termasuk halal dan haramnya. Syariat juga berhubungan urusan keluarga, tentang nafkah, talak, hak waris dan lainnya yang terumpun dalam ahwal syakhsiyah. Syariat juga ada ada dunia jual beli, sewa, gadai dan segala jenis berhubungan dengan pertukaran harta dan manfaat.
Sebagaimana syariat juga membicarakan hukuman yang ditetapkan, ada hudud juga qishash. Syariat juga ada dalam urusan bernegara, peperangan, dan perbaikan hubungan antara dua pihak. Sehingga kita dapat melihat seluruh penjuru kehidupan manusia diisi oleh syariat Islam dalam bentuk perintah, larangan maupun pilihan keduanya.