Pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang mulia ini, umat Islam sedang diguncang dengan penghinaan Macron terhadap Rasul Akhir Zaman. Apa yang sebenarnya melatar belakangi Macron atas penghinaan itu?
- Macron membela majalah yang diterbitkan Charlie Hebdo
Emmanuel Macron membela keputusan majalah Charlie Hebdo untuk menerbitkan kembali karikatur Nabi Muhammad yang menyinggung perasaan umat Islam, dengan mengatakan “kami memiliki kebebasan berekspresi, dan kebebasan berkeyakinan.”
- setelah rapat kabinet yang dipimpin oleh Presiden Prancis Emmael Macron, bahwa pemerintah menyetujui keputusan untuk menutup asosiasi <Syaikh Ahmad Yasin> yang bekerja untuk warga Palestina di Prancis itu.
- Pada 13 Oktober, Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerard armanan, mengungkapkan bahwa pihak berwenang telah menutup 73 masjid, sekolah swasta, dan toko komersial sejak awal tahun ini, dengan dalih “memerangi Islam ekstremis”.
Reaksi atas Penghinaan:
Kecaman:
- Pernyataan Erdogan: Negara- negara Eropa yang menyudutkan umat Islam diduga ingin memunculkan kembali perang Salib. “Menghina Nabi adalah masalah utama bagi kami.”
Ia juga menyuruh pemboikotan produk Prancis.
- Syaikhul Azhar: “di waktu yang mana kita sedang berusaha dengan pemimpin- pemimpin Barat untuk memperkuat nillai- nilai kebangsaan, hidup berdampingan, namun muncul komentar- komentar tidak bertanggung jawab, yang menyerang Islam demi keuntungan politik. Perilaku tidak beradab yang anti agama itu melahirkan budaya kebencian, rasissme, dan melahirkan teroris.” (AlJazeera)
- Pakistan: Imran Khan: On Sunday, Pakistan Prime Minister Imran Khan condemned Macron’s statements on Twitter.
“It is unfortunate that he has chosen to encourage Islamophobia by attacking Islam rather than the terrorists who carry out violence, be it Muslims, White Supremacists or Nazi ideologists. Sadly, President Macron has chosen to deliberately provoke Muslims, incl his own citizens, through encouraging the display of blasphemous cartoons targeting Islam & our Prophet PBUH.”
- Malaysia: “Malaysia berkomitmen menjunjung tinggi kebebasan berbicara dan berekspresi sebagai hak asasi manusia selama hak-hak ini dijalankan dengan hormat dan tanggung jawab agar tidak melanggar hak orang lain. Dalam konteks ini, mencemarkan dan menodai Nabi di Islam dan mengaitkan Islam dengan terorisme tentu di luar cakupan hak-hak tersebut. Tindakan seperti itu provokatif dan tidak menghormati Islam dan lebih dari dua miliar Muslim di seluruh dunia,” katanya dalam sebuah pernyataan dilansir di Malay Mail, Rabu (28/10).
Pemerintah Malaysia akan mengundang Kuasa Usaha Kedutaan Besar Prancis ke Kementerian Luar Negeri, dengan latar belakang sikap anti-Islam Macron dan pembelaannya terhadap kartun ofensif yang menargetkan Nabi Muhammad, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya perdamaian.
Macron jika dilihat, berlatar belakang orang yang idealis, lahir dari keluarga terpelajar yang didik dengan pandangan sekularis. Ironisnya sebagai seorang sekularis, saat ini macron justru bersuara tentang isu agama. Menurut beberapa analisis macron harus menyuarakan isu itu demi mengambil suara lawan politiknya pada konstentasi pilpres 2022 mendatang yang cukup memiliki suara kuat dari kalangan kanan.
*Notulensi oleh: Widhy Ridho dan Bagus Kamal