Penapembaharu.com- Riyadh- Arab Saudi telah membuat marah India dan Pakistan setelah memisahkan Kashmir dari peta kedua negara tersebut pada uang kertas barunya. Diduga hal itu memberikan kemerdekaan simbolis pada Kashmir, wilayah yang disengketakan itu.
Uang kertas baru tersebut menampilkan gambar peta dunia untuk memperingati kepresidenan Arab Saudi pada KTT G20 tahun ini. Pada uang kertas baru 20 Riyal, Kashmir seakan- akan merdeka dan bukan milik negara-negara yang bersengketa di Asia Selatan itu.
Kemarahan meletus di New Delhi kemarin karena catatan baru itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Anurag Srivastava mengatakan bahwa India telah menyampaikan “keprihatinan seriusnya kepada Arab Saudi, baik melalui duta besar mereka di New Delhi maupun di Riyadh, atas kesalahan penyajian yang tidak sesuai dengan batas-batas teritorial eksternal India pada uang kertas resmi Arab Saudi dan meminta pihak Saudi untuk mengambil langkah korektif yang mendesak dalam hal ini”.
Uang kertas Saudi juga memindahkan wilayah Gilgit-Baltistan dan Azad Kashmir dari wilayah Pakistan, meninggalkannya kehilangan kedaulatan yang diklaim atas wilayah tersebut.
Langkah kontroversial Riyadh datang pada saat hubungannya dengan kedua sekutunya telah bergeser secara mencolok baru-baru ini. Kerajaan telah membangun hubungan yang lebih dekat dengan pemerintah India di bawah Perdana Menteri Narendra Modi sementara bersikap dingin terhadap Pakistan.
Riyadh dan Islamabad selama beberapa dekade memiliki kerja sama yang kuat dan hubungan bilateral di bidang keuangan, perdagangan, dan militer. akan tetapi hubungan itu rusak selama setahun terakhir. Arab Saudi, misalnya, menolak permintaan Pakistan untuk mengadakan pertemuan khusus Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengenai pendudukan India di sebagian besar wilayah Kashmir.
Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi pada bulan Agustus mengatakan bahwa jika tetap menolak untuk mengadakan pertemuan tersebut, maka Pakistan akan mengambil tindakan sendiri. “Jika Anda (Arab Saudi) tidak dapat mengadakannya, maka saya terpaksa akan meminta Perdana Menteri Imran Khan untuk mengadakan pertemuan negara-negara Islam yang siap untuk mengadakan pertemuan bersama kami tentang masalah Kashmir dan mendukung orang-orang Kashmir yang tertindas.”
Saudi menanggapi dengan mengakhiri pinjaman besar dan kesepakatan minyak dengan Pakistan, dan menolak upayanya untuk memperbaiki hubungan ketika Putra Mahkota Mohammed Bin Salman menolak untuk bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan ketika dia mengunjungi Kerajaan.
Ini bukan pertama kalinya ketegangan seperti itu memengaruhi hubungan antara dua sekutu lama itu. Pakistan ditekan oleh Arab Saudi untuk tidak menghadiri KTT besar di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur pada Desember tahun lalu karena diikuti oleh saingan kawasannya, yaitu Kerajaan Iran dan Turki.
*Sumber dari Middle East Monitor