Penapembaharu.com- Istanbul- Sedikitnya 17 orang tewas dan 709 lainnya luka-luka disebabkan gempa berkekuatan 6,6 Magnitudo yang mengguncang kota Izmir di Aegean Turki pada hari Jumat kemarin, kata badan penanggulangan bencana negara itu.
Setidaknya 196 gempa susulan, yang 23 di antaranya melebihi 4.0 Magnitudo tercatat setelah gempa utama tersebut, menurut Badan Penanggulangan Bencana (AFAD).
Menteri Lingkungan dan Urbanisasi negara, Murat Kurum, mengatakan: “1.227 tim SAR sedang beroperasi di lapangan.”
Dia menambahkan bahwa delapan orang yang terluka berada dalam perawatan intensif, sementara lima lainnya sedang menjalani operasi.
AFAD mengatakan gempa terjadi pada pukul 2.51 dini hari waktu setempat (11.51 GMT) pada kedalaman 16,54 kilometer (sekitar 10 mil).
Badan tersebut mencatat bahwa di antara korban jiwa adalah seseorang yang tenggelam setelah gempa.
Sebelumnya, Gubernur Izmir Yavuz Selim Kosger mengatakan, gempa bumi tersebut memicu tsunami di wilayah pesisir Seferihisar, yang menyebabkan sedikitnya satu orang terluka.
Sejauh ini 70 orang telah diselamatkan dari runtuhan puing-puing, sebagaimana disampaikan Gubernur.
Pekerjaan pencarian dan penyelamatan berlanjut di sekitar 17 bangunan yang hancur dan rusak di kota berpenduduk sekitar 4,37 juta – kota terbesar ketiga di Turki secara populasi.
Lebih dari 50 kendaraan dan hampir 200 petugas penyelamat dikirim ke tempat kejadian, tambah AFAD.
Bulan Sabit Merah Turki juga mengirimkan 48 staf, 16 kendaraan, dan mebuka tiga dapur lapangan yang memiliki kapasitas untuk melayani lebih dari 25.000 orang.
Selain itu, 960 tenda bencana, 4.500 selimut, 3.672 tempat tidur telah dikirim ke wilayah tersebut, sebagaimana disampaikan badan penanggulangan bencana.
Ia juga mengatakan bantuan darurat 5 juta lira Turki (sekitar $ 600.000) telah dikirim ke wilayah tersebut oleh Kementerian Keluarga, Tenaga Kerja dan Layanan Sosial.
Kemudian, AFAD mengatakan bahwa gempa bumi lain, berkekuatan 5,1, melanda Laut Aegean, 20 kilometer (12,4 mil) dari distrik Kusadasi di provinsi Aydin Turki.
Sumber: Middle East Monitor