Universal merupakan karakteristik yang unik dalam Islam. Setiap yang dipahami manusia tentang universal dalam falsafah, agama dan sekte, Islam benar-benar menjawab universal yang sesungguhnya sebagai sebuah ajaran hidup.
Seperti yang disebutkan oleh Imam Syahid Hasan al-Banna, “Islam adalahh risalah yang membentang luas, mencakup seluruh zaman. Mencakup apa yang tampak hingga mengontrol cakrawala bangsa-bangsa. Mencakup apa yang tersembunyi, hingga berasimilasi kehidupan dunia dan akhirat”
Islam dengan universalitas ajarannya akan menjangkau seluruh persoalan manusia. Mulai dari lahirnya hingga matinya, dari bangunnya hingga tidurnya, dari senang hingga sedihnya, semua itu ada risalah yang menaungi jalan hidup manusia. Karenanya Islam adalah agama yang manusiawi, banyak memperhatikan keadaan manusia.
Bukti universalnya risalah Islam adalah berlakunya untuk seluruh alam. Risalah ini tidak terbatas untuk umat, komunitas, masyarakat tertentu. Bukan risalah untuk daerah yang memiliki cuaca tertentu, yang menopang kekayaan alamnya. Bukan juga risalah untuk kaum tertentu, yang menamakan dirinya sebagai kaum pilihan Allah. Risalah ini diturunkan untuk kemaslahatan seluruh umat manusia tanpa terkecuali.
Dan seperti inilah apa yang dijelaskan oleh al-Quran sejak Rasulullah masih dalam fase Mekah.
“Katakanlah: “Wahai umat manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua…” (Al-A’raf : 158),
“Mahasuci Allah yang telah menurunkan al-Quran kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia)” (Al-Furqon : 1)
Islam juga merupakan risalah yang tidak memiliki batas waktu. Ia tidak hanya berfungsi untuk waktu tertentu atau zaman khusus yang selesai ajarannya setelah selesai masa pemimpinnya. Seperti ajaran para nabi dan Rasul sebelum Rasulullah saw yang memiliki batas waktu tertentu. Karena para nabi dan rasul kala itu diutus untuk umat tertentu pula, sampai akhirnya diutus nabi terakhir Muhammad saw.
Sedangkan Nabi Muhammad saw, sang Rasul yang agung ini merupakan penutup para nabi. Tentu Allah swt menakdirkan Islam sebagai risalah yang abadi hingga hari kiamat, tidak ada lagi yang akan menggantikannya. Tidak ada syariat setelah Islam, tidak ada kitab setelah al-Quran, tidak ada Nabi setelah Muhammad saw.
Tidak ada juga para nabi dan rasul sebelumnya memproklamirkan diri sebagai nabi terkahir, ajaran terakhir yang berlaku untuk umat hingga akhir zaman. Sebaliknya justru Taurat dan Inzil memberikan buysro akan kehadiran nabi terakhir itu. Dalam banyak dikisahkan bagaimana para taat Inzil dan pengikut Musa as begitu mengenal sosok Rasulullah saw yang dijanjikan akan menjadi utusan terakhir Allah swt.
Universalnya risalah Islam juga meliputi manusia, dimana ajaran ini tidak hanya melihat sebelah mata saja. Risalah Islam memperhatikan jasad begitu pun ruhnya, pikiran begitu pun emosinya. Apa yang menjadi kebutuhan manusia, maka Islam memberikan jalannya. Islam memberi arah untuk kehidupan, dunia, politik, sosial, negara, ekonomi, dan itu semua selalu dihadapi manusia dalam kehidupan nyata.
Manusia akan selalu dalam kegelapan hingga Allah swt berikan cahaya hidayah kepadanya. Hal ini berlaku dalam seluruh konteks kehidupan manusia. Karena itulah risalah Islam sangat universal, utuh, menyeluruh menjangkau seluruh aspek kehidupan manusia, Islam layaknya seberkas sinar yang menerangi jalan-jalan kehidupan kita. Manusia mungkin terus berjalan, namun belum tentu pada tujuan yang benar. Karenanya risalah yang menjangkau semua aspek ini tetap dalam lingkup arah yang satu dan tujuan yang satu.