Penapembaharu.com- Kuwait- Penguasa baru Kuwait Emir Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah, pada hari Rabu (07/10/2020) menobatkan Sheikh Meshaal al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, saat ini wakil kepala Keamanan Nasional, sebagai putra mahkota negara Teluk tersebut.
Keputusan pemilihan Syekh Meshaal harus disetujui oleh parlemen negara, “diberkati oleh keluarga Al-Sabah,” Kantor Berita Kuwait (KUNA) mengutip pernyataan dari kantor emir.
Sebelumnya, dua anggota keluarga penguasa Kuwait memposting pesan di Twitter yang berjanji setia kepada Sheikh Meshaal sebagai putra mahkota.
Sheikh Nawaf mengambil alih kekuasaan setelah kematian saudaranya Sheikh Sabah al-Ahmad pekan lalu, pada saat hubungan Kuwait dengan negara tetangga menegang, Arab Saudi dan Iran, dan pemerintah mencoba menopang ekonomi yang tertekan oleh harga minyak yang rendah dan pandemi virus corona.
Para diplomat dan analis mengatakan bahwa karena gaya dan usianya yang rendah, Sheikh Nawaf, 83 tahun, dapat mendelegasikan sebagian besar tanggung jawab kepada ahli warisnya, yang harus bertindak cepat untuk menangani masalah-masalah domestik.
Lahir tahun 1940, Sheikh Meshaal adalah adik dari almarhum emir yang meninggal Selasa lalu. Dia telah menjadi wakil kepala Keamanan Nasional sejak 2004. Dan sebelumnya menjabat sebagai kepala layanan keamanan dan di kementerian dalam negeri.
Sebelum pengumuman tersebut, Dania Thafer, direktur dari Forum Internasional Teluk, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Sheikh Meshaal “tidak memiliki dugaan skandal dan kontroversi yang terkait dengannya”.
“Dia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Emir Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah, dan dipandang memiliki hubungan baik dengan tetangga seperti Arab Saudi dan UEA,” kata Thafer.
“Dia juga orang yang menemani almarhum emir ke AS untuk perawatan medis,” tambahnya.
Ketua parlemen negara itu mengatakan jika emir mengumumkan putra mahkota pada Rabu, maka anggota parlemen akan memberikan suara pada pilihannya pada Kamis, hari terakhir masa jabatan parlemen.
Sumber: Al Jazeera dan News Agencies