Penapembaharu.com -Baku- Pertempuran hebat antara pasukan Armenia dan Azerbaijan terus berlangsung sampai kamis, meskipun ada seruan dari para pemimpin dunia untuk mengakhiri pertempuran berhari-hari di wilayah Nagorno Karabakh yang disengketakan.
Di ibu kota provinsi yang memisahkan diri, Stepanakert. terdengar dua ledakan pada tengah malam saat sirene dibunyikan. Penduduk mengatakan kota itu telah diserang oleh drone.
Negara-negara Kaukasus yang berseteru telah mengalami kebuntuan pahit di wilayah Karabakh sejak runtuhnya Uni Soviet ketika provinsi etnis Armenia memisahkan diri dari Azerbaijan.
Bentrokan besar antara pasukan Armenia dan Azerbaijan yang terjadi selama bertahun-tahun di wilayah yang memisahkan diri itu terjadi pada hari Minggu dan dikonfirmasi bahwa kematian mendekati 130 orang ketika pertempuran meluas hingga hari kelima, dilansir The New Arab, Kamis (1/10/2020)
Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan pada hari kamis bahwa pasukannya telah melakukan serangan artileri yang menghancurkan pasukan Armenia di wilayah pendudukan, sepanjang malam.
Pejabat separatis di Karabakh menggambarkan bahwa situasi semalam begitu “genting” di sepanjang garis depan dan mengatakan kedua belah pihak saling tembak artileri.
“Musuh berusaha menyusun kembali pasukannya, tetapi pasukan Armenia menekan semua upaya.”
Kedua belah pihak mengklaim telah menimbulkan kerugian besar pada pasukan lawan dan mengabaikan seruan berulang kali dari para pemimpin internasional untuk menghentikan pertempuran yang membawa ancaman pada kekuatan regional Turki dan Rusia.
Yerevan berada dalam aliansi militer negara-negara bekas Soviet yang dipimpin oleh Moskow dan menuduh Turki mengirim tentara bayaran dari Suriah utara untuk mendukung pasukan Azerbaijan dalam konflik Karabakh.
Ia juga mengklaim bahwa F-16 Turki terbang untuk mendukung Pasukan Baku dan menjatuhkan sebuah pesawat perang SU-25 Armenia, tetapi Ankara dan Baku membantah klaim tersebut.
Seruan untuk Gencatan Senjata
Moskow berulang kali menyerukan diakhirinya pertempuran dan pada hari rabu menawarkan untuk menjadi tuan rumah perundingan.
Ia juga mengatakan prihatin bahwa anggota kelompok pejuang ilegal, termasuk dari Suriah dan Libya, dikerahkan ikut berperang.