Sebuah ulasan yang saya peruntukkan untuk para penikmat sastra. Namanya: Cinta, Keindahan, Kesunyian– sebuah buku kumpulan karya sastra oleh khalil Gibran, mengingat kebanyakan sastrawan hebat lahir dari tanah Timur Tengah, tanah Arab, timbul ketertarikan bagi saya untuk membahas salah satu buku terjemahan sastrawan Arab ini.
Buku ini menyajikan buah tangan Khalil Gibran secara ringkas dan langka. Ia menulis dalam bentuk semua karya fiksi mulai dari Puisi, Cerpen, Prosa, Novel, maupun lakon drama. Buku Khalil Gibran diisi dengan beberapa karya satranya yang diletakkan secara acak, sehingga pembacanya akan merasa terus mendapat hal- hal baru.
Semisal pada tahap awal buku diisi dengan puisinya yang kemudian langsung disambut dengan sebuah prosa yang menjadi ketertarikan tersendiri bagi pembaca, menghindari kebosanan dan pembaca selalu dikejutkan dengan keindahan baru dari karya- karyanya. Tulisannya berbahasa halus- lembut namun tegas dan tajam tanpa melukai, hangat namun menyejukkan, sesuatu yang dicari sastrawan visioner dan para Penikmat sastra.
Buku ini menyajikan getaran- getaran indah bagi pecandu sastra, dengan kehebatan penulisnya dan kekuatan isinya di mana saat ia bercerita tentang sesuatu ia seakan menjadi penguasa jiwa pembaca: saat bercerita tentang neraka ia menjelma bagai malaikat penjaga pintu neraka yang mengerikan, saat menceritakan tentang surga dia menjadi malaikat penjaga pintu surga yang menyambut dengan cahaya senyumannya atau menjadi seroang bidadari yang menanti setia di dalamnya, saat bercerita tentang kematian ia bagaikan malaikat maut yang telah berada di hadapan pembaca.
Mengenai sifat karya yang lainnya, ia juga menelurkan karya- karya berupa Aforisme, Novel dan Cerpen yang satirik (menyindir) ketimpangan Tatanan sosial, Kapitalisme, Arabisme, Politik gelap serta menolak dengan keras fanatisme berlebihan terhdap suatu bangsa, yang mana itu mendapat ancaman dari para elit, namun Ghibran tetap teguh akan pendirianya.
Yang kemudian sindiran-sindiran dalam karyanya menjadi harapan bagi kaum kaum tertindas Asia Barat, Begitulah kebanyakan para sastrawan lain yang semasa memujinya dengan hiperbolis atas karya-karya Khalil Gibran yang karyanya juga banyak menjadi inspirasi bagi mereka.
Sebut saja Dalam sebuah puisinya berjudul “rakyatku” kutipan sajak dari buku Cinta, Keindahan, kesunyian:
“Jiwa- jiwa kalian menderita oleh lilitan rasa lapar, padahal buah- buah pengetahuan lebih melimpah dibanding bebatuan di seluruh lembah, hati hati kalian menggelepar karena kehausan, padahal sumber-sumber mata air kehidupan mengalir di sekeliling rumah-rumah kalian, mengapa kalian tidak beranjak meminumnya?
Kemunafikan adalah agama kalian, dan kesalahan adalah kehidupan kalian, dan ketiadaan adalah tujuan kalian; untuk apa, lalu, kalian hidup? Tidakkah lebih menyenangkan bagi kemalangan macam kalian, kehidupan adalah jalan yang mengiringi usia muda, dan kecerdasan yang mengikuti kedewasaan, dan kebijaksanaan yang mengikuti keuzuran, tapi kalian wahai rakyaktku, dilahirkan tua dan lemah, kulit kalian kisut dan kepala-kepala kalian gersang, kalian datang bagaikan anak anak, berlari ke tanah lumpur dan bermain bebatuan.”
Pengetahuan adalah cahaya, memperkaya kehangatan hidup, dan semua dapat memperoleh jika mencarinya; tapi kalian wahai rakyatku, malah mencari kegelapan dan mengusir cahaya, menantikan pancaran air dari bebatuan cadas, dan penderitaan bangsa adalah kejahatan kalian, aku tak mengampuni dosa dosa kalian, karena kalian tahu.”
Bisa dilihat dari satu karyanya di atas bagaimana Gibran menempatkan pendalaman makna dengan diksi-diksi yang indah, disusun sambung menjadi pesan menghantam objek, dari sisi rakyat sebagai subjek.
Karya-karya fiksi Khalil Gibran banyak dipengaruhi oleh latar belakangnya yg kompleks, Gibran lahir di Lebanon, kota Basyari dari keluarga katolik. Basyari sendiri merupakan daerah yang kerap disinggahi badai, gempa, petir, serta fenomena alam lainnya yang telah Gibran “nikmati “ sedari kecil , sehingga hal-hal itulah yang mempengaruhi tulisan-tulisannya yang sering menyinggung fenomena alam sekitar.
Di awal masa remajanya, arah pemikiran Gibran sudah terbentuk dengan gejala serta fakta sosial dan politik di lingkungannya pada masa itu; sehingga sangat berpengaruh pada sentuhan karya- karya dalam buku ini baik berupa cerpen, puisi, dll. Kehilangan semua anggota keluarga menjadi salah satu faktor perasaan dalam sastranya, mengkritisi pemikiran barat juga arabisme yang begitu mengental di Timur Tengah dan Asia Barat, seorang Kristen katolik yang juga sering mengkritisi kemunafikan organisasi gereja.
Kumpulan karya khalil Gibran ini sangat menarik terutama bagi kita yang pecandu dan pegiat sastra, bernaskah asli bahasa Arab diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia salah satunya Indonesia, meski dalam setiap terjemahan karya dari bahasa Arab pasti akan mengalami pengurangan makna asli, namun keindahan susunan bahasa Khalil Gibran terjemahan pun dapat menutupi hal tersebut.
Buku dengan sampul bergambar abstrak, yaitu tangan menutup mata kepala di angkasa dan orang orang berterbangan, menjelaskan makna jauh yang mesti dijangkau oleh pembaca, bahasa mengalir dengaan mudah dipahami namun syarat akan makna.
Di akhir saya ingin mengutarakan bahwa dalam sisi kehidupan ada hal yang bernama kepuasan, kepuasan sastra adalah hal yang dimilki setiap manusia dan penulis menilai buku ini dapat memberi kepuasan itu ke pada pembaca. Dan perlu diingat juga bahwa Khalil Gibran ialah seorang sastrawan visioner yang selalu memiliki pesan penting dari setiap tulisannya dan kebanyakan menyampaikan dengan tekanan dalam sehngga dapat ditangkap dan menancap di hati pembaca.
*Pengulas: Yusuf Abdullah, mahasiswa jurusan Tafsir di Universitas al- Azhar, Kairo.