Ribuan orang Israel terus melakukan protes di luar kediaman resmi perdana menteri pada hari Sabtu. Protes ini sudah berlangsung selama berbulan-bulan lamanya.
Para pengunjuk rasa ingin Netanyahu melepaskan jabatannya saat dia diadili atas tuduhan korupsi. Kesalahan pemerintah dalam menangani krisis virus korona setelah relatif sukses pada tahap awal juga menjadi pemicu unjuk rasa.
Protes hari Sabtu datang sebelum tenggat waktu Selasa di mana pemerintah koalisi harus menyetujui rencana anggaran. Jika hal ini tidak juga ditanggapi, maka kemungkinan hal ini akan memicu pemilihan baru yang keempat dalam kurun waktu kurang lebih setahun.
Para pengunjuk rasa berbaris dari beberapa bagian Yerusalem melalui jalan-jalan utama mencoba mencapai kediaman Netanyahu di Jalan Balfour dan mengabaikan arahan polisi untuk mengikuti jalan alternatif.
Di luar kediaman perdana menteri, mereka mengangkat balon raksasa yang menggambarkan kepala Netanyahu yang tercoreng dan saingannya yang berubah menjadi mitra koalisi Benny Gantz dari partai sentris Biru dan Putih, juga sembari mengibarkan bendera Israel dan bendera hitam sebagai representasi salah satu gerakan protes akar rumput.
Sebuah papan bertuliskan “Balfour ada di tangan kita,” terlihat di depan kediaman perdana menteri. Papan-papan lain meminta Netanyahu untuk mundur dan sebuah plakat menggambarkannya sebagai “Menteri Kejahatan”.
Polisi Israel mengatakan mereka menangkap tujuh pengunjuk rasa “karena dicurigai melanggar ketertiban umum dan menyerang petugas polisi”.
Pekan lalu, Netanyahu mengumumkan kesepakatan yang ditengahi AS untuk menormalkan hubungan dengan Uni Emirat Arab, menjadikannya negara Arab ketiga yang menjalin hubungan penuh dengan Israel. Namun, terobosan bersejarah ini tidak membantu menenangkan protes terhadapnya.
Netanyahu telah menolak seruan untuk mundur saat dia diadili dan mengklaim bahwa protes yang selama ini dilakukan adalah pekerjaan kaum kiri dan media.
Israel tampaknya berhasil mengatasi pandemi pada fase pertama, tetapi pembukaan kembali aktivitas ekonomi yang cepat menyebabkan lonjakan kasus.
Lebih dari 100.000 orang Israel telah dites positif terkena virus. Negara ini juga mencatat 809 kematian akibat COVID-19 dari sembilan juta populasinya.
Pandemi tersebut telah menyebabkan angka pengangguran berada di atas 20 persen.
Netanyahu didakwa tahun lalu dengan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga investigasi korupsi yang telah berjalan lama.
Pada Januari, persidangan akan beralih ke tahap saksi dengan tiga sesi dalam sepekan.
Sumber: Aljazeera