• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Iklan
  • Kirim Artikel
  • Donasi
Pena Pembaharu
Advertisement
  • Home
  • Dunia Peristiwa
    Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

    Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

    Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

    Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

    Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

    Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

    Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

    Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

    AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

    AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

    Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

    Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

    Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

    Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

    Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

    Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

    Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

    Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

    Trending Tags

    • Dunia Pemikiran
      Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

      Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

      Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

      Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

      Hamka Berbicara tentang Umat Islam

      Hamka Berbicara tentang Umat Terbaik

      Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

      Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

      Tawazun

      Karakteristik Islam: Tawazun (3)

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Karakteristik Islam: Tawazun

      Karakteristik Islam: Tawazun (2)

      Tawazun

      Karakteristik Islam: Tawazun (1)

      Karakteristik Islam: Universal

      Karakteristik Islam: Universal (3)

    • Dunia Tokoh
      Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

      Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

      Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

      Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

      Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

      Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

      Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

      Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

      Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

      Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

      Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      Sedekahnya Membuat Allah ﷻ Tersenyum

      Sedekahnya Membuat Allah ﷻ Tersenyum

      Pentingnya Jadi Pendengar yang Baik bagi Penuntut Ilmu

      Pentingnya Jadi Pendengar yang Baik bagi Penuntut Ilmu

    • Dunia Buku
      Risalah Keluarga dalam Islam

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

      Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

      Beres- beres Peradaban

      Beres- beres Peradaban

      Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

      Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

      Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

      Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

      Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

      Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

      Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

      Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

      The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

      The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

      Fahrenheit 451: Hati yang Terbakar Menyaksikan Pembakaran Buku

      Fahrenheit 451: Hati yang Terbakar Menyaksikan Pembakaran Buku

    • Dunia Kajian
    No Result
    View All Result
    • Home
    • Dunia Peristiwa
      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

      Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

      Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

      Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

      AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

      AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

      Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

      Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

      Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

      Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

      Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

      Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

      Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

      Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

      Trending Tags

      • Dunia Pemikiran
        Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

        Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

        Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

        Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

        Hamka Berbicara tentang Umat Islam

        Hamka Berbicara tentang Umat Terbaik

        Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

        Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

        Tawazun

        Karakteristik Islam: Tawazun (3)

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Karakteristik Islam: Tawazun

        Karakteristik Islam: Tawazun (2)

        Tawazun

        Karakteristik Islam: Tawazun (1)

        Karakteristik Islam: Universal

        Karakteristik Islam: Universal (3)

      • Dunia Tokoh
        Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

        Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

        Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

        Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

        Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

        Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

        Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

        Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

        Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

        Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

        Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

        Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

        Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

        Sedekahnya Membuat Allah ﷻ Tersenyum

        Sedekahnya Membuat Allah ﷻ Tersenyum

        Pentingnya Jadi Pendengar yang Baik bagi Penuntut Ilmu

        Pentingnya Jadi Pendengar yang Baik bagi Penuntut Ilmu

      • Dunia Buku
        Risalah Keluarga dalam Islam

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

        Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

        Beres- beres Peradaban

        Beres- beres Peradaban

        Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

        Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

        Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

        Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

        Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

        Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

        Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

        Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

        The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

        The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

        Fahrenheit 451: Hati yang Terbakar Menyaksikan Pembakaran Buku

        Fahrenheit 451: Hati yang Terbakar Menyaksikan Pembakaran Buku

      • Dunia Kajian
      No Result
      View All Result
      Pena Pembaharu
      No Result
      View All Result
      Home Analisa

      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      Masalah sebenarnya bukan pada percaya Tuhan atau tidaknya. Religius atau tidaknya. Masalahnya adalah pada kebodohan cara beragama. Muhammad al-Ghazali (w.1996 M) seorang pemikir Islam abad 20 menyebut salah satu masalah umat Islam yang membuat mereka tertinggal adalah kebodohan dalam memaknai nilai religius.

      Muhammad Abbas Alharik by Muhammad Abbas Alharik
      August 10, 2020
      in Analisa, Dunia Buku, Kajian, Pemikiran, Tokoh
      0
      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      منتدى العلماء

      110
      SHARES
      355
      VIEWS
      Share on FacebookShare on TwitterShare WA

      Hasil riset terbaru yang dilakukan Pew Research Center menunjukkan bahwa Indonesia masuk daftar teratas negara dengan tingkat kepercayaan tinggi pada Tuhan agar memiliki moral dan nilai yang lebih baik. Survei itu juga menunjukkan kesenjangan besar atas kepercayaan pada Tuhan antara negara-negara yang relatif kaya dan miskin.

      Pew Research Center merilis riset berjudul “The Global God Divide” dengan mewawancarai 38.426 orang di 34 negara. Dilakukan pada 2019 dan baru dirilis Juli 2020. Survei itu menemukan bahwa tingkat kereligiusan seseorang dapat dipengaruhi oleh ekonomi, tingkat pendidikan, dan usia.[i]

      Kalau dilihat dari pendapatan per kapita suatu negara, kemudian dibandingkan dengan tingkat religius warganya maka riset menunjukkan bahwa negara berkembang memiliki tingkat religiositas yang lebih tinggi dari negara maju.

      Dan dalam hal ini Indonesia dan Filipina menempati posisi tertinggi dalam hal religiositas.

      Dari hasil riset Pew Research Center kita bisa menarik beberapa premis:

      Semakin sejahtera ekonomi masyarakat, maka tingkat religiusnya semakin menurun.

      Semakin tinggi pendidikan masyarakat, maka kebutuhannya akan agama semakin menurun.

      Pertanyaannya: benarkah begitu?

      Perspektif Muhammad Al-Ghazali

      Masalah sebenarnya bukan pada percaya Tuhan atau tidaknya. Religius atau tidaknya. Masalahnya adalah pada kebodohan cara beragama.

      Muhammad al-Ghazali (w.1996 M) seorang pemikir Islam abad 20 menyebut salah satu masalah umat Islam yang membuat mereka tertinggal adalah kebodohan dalam memaknai nilai religius.

      Perspektif Muhammad al-Ghazali terkait religiositas dalam Musykilāt fi Thorīq al-Hayāt al-Islāmīah kiranya bisa kita ringkas menjadi 3 aspek:

      Pertama: Gagal Paham tentang Hakikat Ibadah

      Yang menjadi kekeliruan sebgaian besar umat adalah mereka menganggap bahwa ketaatan dan pahala berasal dari zikir-zikir yang dilafazkan, tilawah harian dan ritual-ritual mahdoh. 

      Mereka tidak menganggap tetes keringat dari profesi, atau sikap totalitas dalam pekerjaan sebagai ketaatan. Itu semua bagi mereka adalah hal duniawi yang mana sebisa mungkin untuk dikurangi.

      “sungguh..” kata beliau, “hal semacam ini adalah sebuah kegagalan yang mana suatu saat kita pasti akan membayar mahal karena kita tertinggal dalam hal materi”.[ii]

      Beliau memberi analogi orang dengan mindset ini seperti pengikut seorang raja yang mana ketika mereka sampai di depan istananya sang raja memberikan segala instrumen agar mereka kelola dan dengannya mereka bisa merealisasikan tujuan mereka. Tapi, pengikut tadi malah mengacuhkan pemberian raja dan lebih memilih menyebut-nyebut nama raja di depan istananya.

      Kira-kira seperti itulah orang-orang yang memahami bahwa taat adalah ketika lebih banyak di masjid daripada di kantor. Atau keberhasilan bisa diraih dengan memperbanyak doa, saja.

      Ketika sang raja -dalam analogi al-Ghazali- mengusir atau bahkan memukuli mereka yang hanya menyebut-nyebut namanya, maka dia tidak zhalim sama sekali.

      Di kasus lain yang menjadi keprihatinan Muhammad al-Ghazali adalah ketika para pelajar ilmu sains seperti kimia, kedokteran dan para profesional seperti apoteker misalnya malah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membahas ilmu kalam dan tarjih pendapat antar mazhab fiqh.

      Padahal, pembahasan ilmu kalam adalah pembahasan “kuno”. Dan ikhtilaf fiqh sudah banyak ulama yang membahasnya. Umat lebih butuh kepada ahli kimia atau dokter spesialis. Dan sudah cukup kenyang  dengan ahli ilmu kalam.

      Ketika umat suatu saat membutuhkan produksi bahan pangan atau papan, maka apakah berguna ilmu tauhid yang dipelajari !?

      Sesungguhnya umat muslim tidak patut dikasihani ketika mereka hancur dalam tatanan dunia. Karena mereka sendirilah yang merusak makna ibadah, dan dengan itu mereka dikalahkan. [iii]

      Islam tak mendapat manfaat apapun dari cara beragama seperti ini. Yaitu ketika pemeluknya buta terhadap dunia. Sedangkan musuh-musuhnya bahkan menguasai luar angkasa. [iv]

      Kedua: Gagal Paham terhadap Makna Fardhu Ain dan Fardu Kifayah

      Fardhu ain adalah apa yang wajib dan dipertanggungjawabkan oleh masing-masing individu. Sedangkan fadhu kifayah adalah apa yang wajib bagi suatu masyarakat secara kolektif. [v]

      Namun, definisi yang menjadi pemahaman umum umat: fardhu kifayah adalah apa yang jika dikerjakan sebagian orang maka kewajibannya gugur untuk yang lain. Definisi ini padahal keliru dan tak tepat.

      Muhamad Al-Ghazali dalam mendefenisikan ini meletakkan dua standar yang menjadi acuan terlaksana atau tidaknya fardhu kifayah tadi:

      1- Kuantitas orang yang dibutuhkan. Seperti misalnya jika umat butuh 100 dokter di suatu daerah, namun yang tersedia cuma 50, maka umat dituntut untuk memenuhi kuantitas tersebut.

      2- Kualitas pelaksanaan. Kualitas dibutuhkan agar kewajiban yang dituntut dan maslahat umum terpenuhi.

      Ketika membandingkan amalan fardhu ain dan fardhu kifayah, maka kita temukan fardhu ain adalah ritual seperti shalat lima waktu, puasa, haji, atau akhlak seperti sikap jujur dan malu. Semua itu terikat dengan individu masing-masing.

      Sedangkan fardhu kifayah seperti dokter di bidang kesehatan, pengacara di bidang hukum, guru di bidang pendidikan, maka itu semua terikat dengan kemaslahatan umum.

      Nah, dengan kenyataan ini apakah masih bisa dikatakan kalau fardhu kifayah adalah ketika sebagian orang melakukannya maka gugurlah kewajiban sebagaian yang lain !?[vi]

      Yang harus menjadi mindset bersama adalah bahwa bidang-bidang seperti hukum, pendidikan, dan kesehatan ibarat organ-organ bagi tubuh. Ada yang menjadi matanya, ada yang menjadi alat pernapasan, ada juga yang menjadi alat pencernaan.

      Itu berarti kebutuhan umat manusia saling bersinggungan satu sama lain. Di sinilah begitu urgennya makna fardhu kifayah. Karena ketika ada saja bidang yang kosong atau cacat maka akan menciptakan kerusakan di tubuh umat.

      Setelah fardhu kifayah sudah ada yang melaksanakannya, maka seketika itu fadhu kifayah tadi berubah menjadi fardhu ain bag yangi melaksanakannya.

      Contoh: di bidang kesehatan sudah ada yang menjadi dokter. Maka, melaksanakan tugasnya sebagai dokter adalah fadhu ain baginya. Dan sikap kelalaiannya terhadap tugas dihitung bermaksiat kepada Allah.

      Sebaliknya ketika dokter tadi tekun dan amanah dalam profesinya, maka menurut Al-Ghazali dia termasuk yang dimaksud ayat:

      “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (Al-Mukminun: 8)

      Dalam prakteknya amalan fardhu kifayah menghabiskan waktu berkali lipat lebih banyak dari amalan fardhu ain. Dan seharusnya memang begitu. Bahkan, bisa jadi menghabiskan seluruh usia. Karena dengan inilah seorang bisa melindungi umat ini, menolong agamanya dan menempuh jalan menuju ridho-Nya. [vii]

      Ketiga: Gagal Paham terhadap Makna Wajib dan Sunnah

      Muhammad al-Ghazali menceritakan kisahnya dengan seorang yang akan berangkat haji untuk ke tiga kalinya. Beliau berkata kepada orang yang hendak berangkat haji tersebut:

      “Maukah Anda saya tunjukkan amalan yang lebih utama? Si fulan baru tamat dari kuliah farmasi sedangkan dia miskin. Dan umat sangat butuh dengan ahli farmasi muslim. Nah, sedekahkanlah biaya hajimu ini agar dengan itu hidupnya tercukupi dan umat pun mendapat manfaat darinya. Insyaallah pahala sedekahmu itu lebih besar dari pahala hajimu ini.” [viii]

      Namun orang tadi merasa aneh dan meninggalkan anjuran al-Ghazali.

      Sesungguhnya Allah tidak menerima amalan sunah sebelum amalan wajib terlaksana. Dan kewajiban yang dimaksud bisa berbentuk fadhu ain atau fardhu kifayah. [ix]

      Jika puasa sunah malah membuat seorang guru tak mampu menyelesaikan tugasnya memeriksa lembar ujian murid-muridnya, maka tak boleh baginya untuk berpuasa.

      Begitu juga bagi dokter. Jika ibadah sunah membuatnya tak teliti dalam mendiagnosa pasien maka tak boleh baginya puasa sunah.

      Ibnu Masud adalah contohnya. Beliau dikisahkan lebih memilih untuk tidak berpuasa sunah. Karena beliau butuh energi untuk membaca Alquran. Dan Ibnu Masud adalah sahabat yang sangat tekun dan perlahan dalam membaca Alquran. Beliau juga dijadikan rujukan dalam hal yang berkaitan dengan Alquran. [x]

      Dalam konteks wajib dan sunah ini umat harus paham bahwa bagi seorang dokter amalan paling utama baginya adalah teliti dalam mendiagnosa pasien. Bagi seorang milyarder amalan utamanya adalah memberi uluran tangan bagi yang membutuhkan.

      Dan bagi seorang faqih (pakar fiqh) amalan paling utama baginya adalah pengajaran, menasehati umat, melakukan pembahasan berbagai masalah. Tidak boleh baginya untuk hanya diam itikaf di masjid.

      Agama adalah Candu?

      Realita ini sungguh sangat pedih bagi islam sendiri. Karena sikap beragama seperti ini hanya akan menodai kemulian islam sendiri. Seperti kata Muhammad Abduh yang terkenal itu,

      “Islam tertutup kemuliaannya oleh orang muslim sendiri”

      Lebih jauh lagi, hasil riset ini mengingatkan kita dengan statemen kontroversial Karl Marx: “agama adalah candu.” [xi]

      Perkataan itu sendiri muncul dari kegeraman Marx atas sikap kaum proletar yang berhenti memperjuangkan hak-haknya lantaran doktrin gereja.

      Ternyata kalau kita mau sedikit jujur, memang seperti itu adanya. Agama sering sekali menjadi alasan manusia untuk berhenti beramal, menyerah pada kemelaratan dan memperjuangkan hak-haknya. Mereka merasa cukup dengan doa-doa, zikir-zikir dan ritual. Mereka terbuai dalam ilusi “Tuhan pasti menolong hambanya”

      Persis seperti obat penenang bagi orang sakit. Dia bisa berhenti merasakan perihnya sakit dan lelap dalam tidur barang sejenak. Padahal, kita tahu penyakit sebenarnya masih terus menggerogoti tubuhnya.

      Tepat sekali ketika al-Ghazali mendefinisikan Islam dengan perkataannya,

      “Islam adalah risalah yang mewajibkan pemeluknya agar menjadikan masyarakatnya berkehidupan dan punya kekuatan untuk merealisasikan tujuan-tujuan. Dan setiap yang membantu dalam aktualisasinya  maka termasuk bagian dari Islam. Seperti kaidah ulama ushul “ma la yatimuul wajibu illa bihi fahuwa wajib”.”[xii]

      Allahu a’lam

      *Catatan Kaki:

      [i] https://kumparan.com/kumparansains/riset-orang-indonesia-lebih-religius-dibandingkan-negara-lain-1tsaqWMCwYi

      [ii] Muhammad Al-Ghazali, Musykilatun fi Thoriqil Hayah Al-Islamiyah (Cairo: Dar Al-Basyeer, 1989), hal. 16.

      [iii] Ibid., 18

      [iv] Ibid., 19

      [v] Ibid.

      [vi] Ibid., 20

      [vii] Ibid., 21

      [viii] Ibid., 23

      [ix] Ibid.

      [x] Ibid., 24

      [xi] McKinnon, AM. (2005). ‘Reading ‘Opium of the People’: Expression, Protest and the Dialectics of Religion’. Critical Sociology, vol 31, no. 1-2, pp. 15-38.

      [xii] Muhammad Al-Ghazali, Musykilatun fi Thoriqil Hayah Al-Islamiyah (Cairo: Dar Al-Basyeer, 1989), hal. 15.

      Tags: beragamakarl marxmuhammad ghozaliproblem
      Previous Post

      Ledakan di Beirut Memiliki Implikasi Serius bagi Israel dan Hizbullah

      Next Post

      Hubungan Pakistan-Saudi Renggang Disebabkan Masalah Kashmir

      Muhammad Abbas Alharik

      Muhammad Abbas Alharik

      Muhammad Abbas Alharik. Lahir di Padang, 13 Oktober 1998. Sekarang mahasiswa fakultas Dirasat Islamiyah wal arabiyah Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Selain kuliah, kini juga aktif di devisi pendidikan ICMI Orsat Kairo 2020/2022.

      Next Post
      Hubungan Pakistan-Saudi Renggang Disebabkan Masalah Kashmir

      Hubungan Pakistan-Saudi Renggang Disebabkan Masalah Kashmir

      Leave a Reply Cancel reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Channel Youtube

      Produk Pena

      Iklan

      • Trending
      • Comments
      • Latest
      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      June 18, 2020

      Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

      August 23, 2020
      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      August 10, 2020
      Lelaki Tua Bawabat 3 dan Bahagia yang Sederhana

      Lelaki Tua Bawabat 3 dan Bahagia yang Sederhana

      March 17, 2020

      Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

      7
      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      2
      Masa- Masa paling Indah, Kisah seorang Introver di tengah Wabah

      Masa- Masa paling Indah, Kisah seorang Introver di tengah Wabah

      2
      Ibnu Taimiyah, Sang Mujaddid dan Mujtahid Islam

      Ibnu Taimiyah, Sang Mujaddid dan Mujtahid Islam

      1
      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      February 27, 2021
      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      February 27, 2021
      Ketika Allah Menghibur Rasulullah

      Ketika Allah Menghibur Rasulullah

      February 27, 2021
      Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

      Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

      February 27, 2021

      Recent News

      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      February 27, 2021
      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      February 27, 2021
      Ketika Allah Menghibur Rasulullah

      Ketika Allah Menghibur Rasulullah

      February 27, 2021
      Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

      Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

      February 27, 2021
      Pena Pembaharu

      Kampus Pemikiran Islam Pena Pembaharu adalah situs yang menyajikan kajian ilmiah, berita, dan dinamika pemikiran Islam. Situs ini kami hadirkan ke tengah masyarakat sebagai lisan para pembaharu menyampaikan dan menghidupkan ide-ide pembaharuan mereka dalam membangun proyek kebangkitan Islam

      Follow Us

      Browse by Category

      • Analisa
      • Berita
      • Buku
      • Dunia Buku
      • Kajian
      • Kampus
      • Pemikiran
      • Peradaban
      • Politik
      • Renungan
      • Resonansi
      • Sastra
      • sejarah
      • Tokoh
      • Uncategorized

      Recent News

      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      February 27, 2021
      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      February 27, 2021
      • Tentang Kami
      • Hubungi Kami
      • Iklan
      • Kirim Artikel
      • Donasi

      © 2019 Penapembaharu - Kampus Pemikiran Pena Pembaharu Pena Pembaharu.

      No Result
      View All Result

      © 2019 Penapembaharu - Kampus Pemikiran Pena Pembaharu Pena Pembaharu.