Oleh: Nurfarid
Ketika para penguasa tiran yang dipelihara barat berupaya untuk membendung dan mengaborsi revolusi Arab Spring, tiba-tiba banyak orang-orang yang ilpil dengan Ikhwanul Muslimin.
Syubhat-syubhat yg menghantam IM di tahun 60 an bermunculan kembali, terutama oleh masyayikh yang tidaksejalan dengan IM.
Banyak dari orang-orang yang pro IM menanggapinya dengan reaktif, hingga divonis SUUL ADAB terhadap ‘para wali Allah’.
Tapi sekarang, ketika muncul tulisan-tulisan yang ingin mengkerdilkan IM dan Ulamanya, saya sering kali bertanya, kenapa sih kalimat SUUL ADAB pada ulama selalu dialamatkan kepada para aktivis yang tidak puas dengan sikap masyayikh kontra IM ? Apakah kalimat SUUL ADAB itu hanya berlaku bagi para aktivis pergerakan saja dan tidak berlaku bagi mereka yang sering mengkritik para ulama pergerakan yang tidak mengindahkan akhlak dan agama ? Seharusnya Kalau kalian meminta bijak, kalian juga harus bijak.. Kalau kalian meminta ilmiah, kalian juga harus ilmiah ..jangan pake bahasa yang propokatif ..!!
Termasuk tulisan yang menuduh Hasan Al Banna toledor dan tidak memiliki kapasitas ilmiah dalam memahami dalil-dalil syar’i.
Apakah Hasan Al Banna Toledor !?
Kalimat toledor yang kalian maksud itu apa?
SALAH? Emangngya Hasan Al Banna (HA) gak boleh salah ? IM sendiri gk pernah memgkultuskan HA, banyak juga pikiran-pikiran HA yang tidak diambil IM, Ada juga ijtihad HA yang dianggap IM tidak tepat untuk kondisi tertentu dan tidak dipraktekan?
Atau yang kalian maksud dengan toledor itu SALAH DISENGAJA !?
Sampai segitukah HA yang dikenal keikhlasannya dalam membangkitkan nalar dan naluri umat Islam? Sampai segitukah HA yg telah diakui para pakar pikiran-pikirannya telah mendekatkan umat pada pemahaman Islam yang Universal ?
Atau yang kalian maksud toledor itu SALAH KARENA KEBODOHAN, tidak paham fiqh, kalam, mantik..?
Kamu baca sejarah gak? baca riwayat hidupnya gak? di perguruan tinggi mana beliau belajar, siapa guru2nya, kitab apa yang dibacanya?
Kesalahan seorang ulama dalam berijtihad tidak melazimkan ulama tersebut bodoh, tidak paham ilmu, tidak punya guru..dimana ilmu usulmu..dimana ilmu mantikmu..? premis yg kalian bangun cacat..
HA Toledor? Emang kalian siapa dibanding orang yang telah mencetak jutaan kader muslim militan yg komitmen dengan keislamannya..?!
Kayak orang bodoh dan jahat aja dibilang toledor..tau diri don..atau kalimat tau diri itu hanya untuk orang-orang yang kritik kiayi kalian..?!
HA Toledor?
Apakah kalimat Toledor layak disematkan kepada seorang mujtahid dan mujaddid yang sudah dijamin syariat pahalanya walaupun salah..walaupun tidak tepat..Dimana ilmu fikihmu ?
Kalian mau annggap Imam Ghazali juga toledor karena memvonis para filsuf islam kafir hanya karena menganggap alam kekal, yg melazimkan banyak yg kekal bersama Allah..?! Padahal kenyataannya pemikiran para filsuf Islam tidak seperti yang digambarkan Ghazali..
HA toledor ?
Karena dengan pikiran-pikirannya itu hari ini kita menemukan banyak kelompok-kelompok Islam Radikal, pemuda-pemuda ektrimis..
Lah emangnya kalau tidak ada HA dan IM tidak akan ada ISIS, Al Qaida..? dimana ilmu sejarahmu?
IM dan Pemerintahan
HA mengatakan Pemerintahan adalah salah satu rukun Islam ..
وهذا الإسلام الذي يؤمن به الإخوان المسلمون يجعل الحكومة ركنا من أركانه ،
Dalam redaksi ini HA tidak bermaksud rukun dengan makna syari (rukun yg 5) , makanya diterjemahkan dalam terjemahan Bahasa Indonesianya dengan kata pilar. Jadi menurut beliau pemerintahan/kekuasaan adalah bagian dari pilar Islam, karena tanpanya umat Islam akan tidak berdaya, akan cerai berai..baca dong kebawahnya, hadiths yg beliau kutip, jangan asal comot..makanya kata rukun disana tidak bermaksud menambahkan rukun baru dari rukun Islam yang sudah popular.
والحكم معدود في كتبنا الفقهية من العقائد والأصول ، لا من الفقهيات والفروع
Redaksi ini yang banyak menjadi kritikan terhadap HA, dan digunakan untuk menghancurkan IM, bahkan dijadikan legitimasi kalau gerakan radikalisme / terorisme sumbernya adalah IM, dalilnya adalah 2 kalimat di atas.
Kalimat HA di atas juga seakan-akan melazimkan IM itu mengkafirkan orang-orang selainnya, menghalalkan darah orang-orang yang menerima sistem pemerintahan yang menjadi oposisinya, dan klaim dusta lainnya.
Saya sampaikan ya, baca Risalah Muktamar 5 yang khatam, baca juga Himpunan Risalah HA sampai selesai, pelajari juga lawaih (ad art) dengan hati dan pikiran terbuka.
Ada gak kelaziman-kelazimannya..???
Klo benar apa yang kalian tuduhkan, tidak mungkin HA menerima nasionalisme, tidak mungkin HA menerima sistem Dustur dan Qonun, tidak mungkin HA bersikap positif pada organisasi-organisasi lainnya di luar IM, semisal Syubbanul Muslimin, Mishry Fatah, baca dong kebawahnya..!! Tidak mungkin juga beliau berpandangan negataif terhadap sistem teokrasi dan negara agama versi abad pertengahan..
Tidak mungkin beliau mensyaratkan seorang IM itu tidak mengkafirkan orang yang mengucapkan 2 kalimat syahadat sebagaimana dalam rukun fahmu..ini secara konsep..
Sekarang secara praktek, kalau benar ada kelaziman itu, gak mungkin IM masuk dalam parlemen..gak mungkin IM koalisi dengan partai sekuler..
Maka di sini ada paradoksi..antara kaidah tersebut dengan kenyataan partikural baik secara konsep maupun praktek..tapi tidak juga berarti inkonsistensi..sebab secara prinsipil IM tidak pernah menganggap muslim selainnya kafir, sistem kenegaraan yg diterapkan umat kafir, halal darahnya, wajib diperangi..dst..kalian ubek-ubek tulisan HA atau Ad Art IM gk mungkin kalian dapatkan..
Lantas kenapa HA menyatakan kalimat tersebut..??
Banyak kemungkinan..
1. Dalam ijtihad beliau memang masalah kepemimpinan adalah masalah usul atau aqidah sebab banyak hukum-hukum Islam yang tidak bisa ditegakkan tanpa kepemimpinan..Meski demikian kaidah ini tidak melazimkan takfir madzhab yang menyatakan kepemimpinan itu masalah furu’, atau takfir orang-orang muslim di luar madzhabnya..
2. Kepemimpinan itu adalah masalah aqidah dalam arti seorang muslim harus meyakini peran central kepemimpinan dalam Islam dan dalam kehidupan masyarakat Islam..meski harus menerima dan menyesuaikan dengan perkembangan-perkembangan dalam masalah-masalah partikural..
Maka masalah kepemimpinan itu ada sisi tsawabitnya ada sisi mutagoyyiratnya..ada sisi usulnya ada sisi furu’nya..
Maka konsep HA ini berbeda dengan SYIAH yg menyatakan kepemimpinan itu bagian dari aqidah dengan segala konsekwensinya, dengan segala kelazimannya..
Konsep HA ini juga tentunya berbeda dengan Ulama Sunni yang memilih masalah kepemimpinan itu adalah masalah furu’..tapi jangan memvonis HA menyimpang dan keluar dari Ahlu Sunnah..ya gak gitu juga dong cara menilainya..sebab ini ranah ijtihad.. toh ulama Sunni juga yg memilih kepemimpinan adalah masalah furu’ itu juga ijtihad..
Kalau anda menyela, dengan mengatakan.. tapi konsekwensi dari Konsep HA ini bisa membenarkan orang untuk berbuat teror atau anarkis dalam merebut kepemimpinan sebagaimana yg terjadi pada ISIS ?
Jawabannya balik lagi ke atas, baca pemikiran HA Jangan setengah-setengah, jangan asal comot,..tidak ada kelaziman dalam hal itu..
Gerakan Radikal yang ada di Dunia Islam kalau kalian kaji lebih dalam motif dan penyebabnya bukan karena kalimat HA di atas..tapi lebih karena ketidakadilan Barat dan tekanan penguasa tiran d Dunia Islam..
Mari kita buat asumsi seandainya HA tidak ada, IM juga tidak ada..dan umat Islam terjepit dalam 2 kondisi itu (ketidakadilan barat dan tekanan penguasa tiran) apakah kalian Kira tidak akan ada ISIS, AL QAIDA,..dst.
Maka seharusnya untuk memerangi radikalisme di Dunia Islam itu yang kalian serang seharusnya ya para penguasa diktator itu, bukan sebaliknya, kalian malah serang IM dan puja-puji para diktator.. sempit sekali cara berpikir kalian..!?
Atau, Ok, sekarang anggaplah saya terima pernyataan bahwa gerakan Radikal itu mengutip pernyataan HA di atas, lantas apakah HA bertanggungjawab, ya nggak, karena bukan seperti itu yg dimaksudkan HA, bukan seperti itu konsep yang diinginkan HA..itu kelompok yg memahami manhaj HA setengah2, HA barii (terbebas)..
Koreksi dan kritik terhadap pernyataan HA di atas boleh saja, tapi jangan dijadikan legitimasi untuk mensyaithonkan HA, atau menghancurkan IM..seakan huru hara yg ada di Dunia Islam adalah ulah HA dan IM, seakan kalau pemikiran HA terus hidup, IM terus ada, maka umat selamanya akan chaos dan kacau..Gak usah NORA seperti tak paham Din (baca: agama) saja..
Satu lagi yg sering kalian usik di muktamar 5 kalimat:
فإن قعود المصلحين الإسلاميين عن المطالبة بالحكم جريمة إسلامية لا يكفرها إلا النهوض واستخلاص قوة التنفيذ من أيدي الذين لا يدينون بأحكام الإسلام الحنيف
Diamnya kaum reformis islam dari menuntut kekuasaan ( dlm kondisi seperti yg diterangkan HA) adalah suatu jarimah/kriminal …dst ..
Kata jarimah islamiyah di atas begitu juga seluruh isi muktamar 5 ditujukkan untuk kader IM ..yang menurut HA paham dengan kondisi yang ada..karena ada di lapangangan berhadapan dengan musuh secara langsung..tau siapa musuh sebenarnya..tau sisi kemungkarannya..bisa membaca kejahatan/kedzoliman yang tidak bisa terbaca oleh orang-orang sehari-harinya hanya talaqi di masjid, yang sehari-harinya hanya bergelut dengan Kitab klasik, yg sehari-harinya berdebat tentang masalah2 yang sudah lapuk detelan zaman..
Bagi kader IM yang ada di lapangan yg melihat jelas musuh, kedzaliman dan kemungkaran adalah dosa kalau diam berpangku tangan…salah gak HA bilang seperti itu..?
Orang Sufi aja menganut prinsip حسنات الأبرار سيئات المقربين..
Masa sih redaksi kayak gini tidak bisa kalian tangkap maksudnya..kepada siapa ditujukan..dalam kondisi apa ia ditunjukan..malah kalian paksakan maknanya untuk membenarkan semua bentuk radikalisme itu adalah karena pemikiran HA ini..ya gk gitu juga cara ambil kesimpulannya..!