Penapembaharu.com– Tripoli- Turki mengatakan akan mempertimbangkan operasi secara sah terhadap elemen-elemen yang terkait dengan panglima perang Khalifa Haftar, jika kepentingan negaranya di Libya menjadi sasaran, kata kementerian luar negeri Turki.
Dalam sebuah pernyataan, dikatakan bahwa “jika misi dan kepentingan kami di Libya menjadi target, kami akan menganggap pasukan Haftar sebagai target yang sah.”
Mereka juga mengatakan serangan di bandara Mitiga di Tripoli pada Sabtu pagi, yang merupakan bagian dari rentetan tembakan artileri di ibukota, adalah kejahatan perang.
“Tidak dapat diterima bahwa PBB tidak mengambil tindakan apa pun terhadap kebrutalan ini,” kata kementerian itu, seraya menambahkan bahwa Ankara akan terus mendukung pemerintah Libya dan lembaga-lembaganya yang sah.
Pernyataan itu muncul ketika kantor pers kementerian utama Libya mengatakan serangan oleh komandan pemberontak pasukan Khalifa Haftar membuat pemerintah Libya “tidak punya pilihan selain membalas.”
Perdana Menteri Fayez al Sarraj mengkritik komunitas internasional karena diam dalam menghadapi serangan yang diatur oleh Haftar.
“Serangan gila yang dilakukan oleh penjahat perang Haftar terhadap ibu kota Tripoli hari ini adalah tanda bahwa ia putus asa akibat kekalahan beruntun dan bahwa ia mendekati akhir proyek berdarahnya, yang ia lakukan untuk mengambil alih pemerintahan. Kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh Haftar membuat kami tidak punya pilihan selain menanggapi dengan cakar besi dengan menggunakan segala cara kami, “kata al Sarraj.
Haftar, pemimpin pasukan radikal di Libya timur, telah meningkatkan serangan terhadap warga sipil sejak awal Mei, tetapi pasukan pemerintah baru-baru ini mendapatkan keuntungan dengan menimbulkan kerugian besar pada militannya.
Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB telah diserang oleh pasukan Haftar sejak April 2019, dengan lebih dari 1.000 tewas dalam kekerasan. Pemerintah melancarkan Operation Peace Storm pada 26 Maret untuk melawan serangan di ibukota.
Sumber: Trtworld.