Sebuah ledakan mengenai konvoi militer Mesir di semenanjung Sinai, Kamis, yang menyebabkan sedikitnya 10 korban di antara tentara yang ditugaskan melawan pemberontak di wilayah yang bergejolak, sebagaimana dilaporkan pemerintah Mesir.
Juru bicara militer, Tamer Refai, tidak merinci jumlah tentara yang terbunuh oleh bom rakitan tersebut. Tetapi pejabat lain, yang tidak bersedia disebutkan namanya, mengatakan 10 tentara tewas, termasuk seorang perwira, dan tiga lainnya menderita luka-luka pecahan bom.
Serangan di dekat kota kecil Sinai, Bir al Abed, terjadi selama bulan suci Ramadhan, setelah matahari terbenam ketika umat Islam berbuka puasa.
Rincian lain tentang insiden itu tidak dapat dikuatkan secara independen karena otoritas Mesir sangat membatasi akses ke bagian Sinai itu.
Presiden Abdel Fattah el Sisi menyampaikan belasungkawa dalam pernyataan yang diposting di Facebook, memuji prajurit yang jatuh sebagai “pahlawan” dan “martir.”
Tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas serangan itu.
Selama bertahun-tahun, Mesir telah memerangi afiliasi Sinai dari gerakan ekstrimis Daesh dan berjuang untuk membangun kembali kendali atas wilayah perbatasan tersebut.
Kampanye ini meningkat pada 2013, ketika tentara menggulingkan presiden Mesir yang terpilih secara demokratis, Mohamed Morsi.
Sebagian besar serangan ekstremis terjadi di Sinai utara yang terpinggirkan, tetapi gerilyawan juga menyerang petugas polisi, pasukan, dan sasaran penting lainnya di daratan.
Awal bulan ini, seorang perwira polisi Mesir dan tujuh tersangka teroris tewas dalam baku tembak di ibukota Kairo.
*TRTworld