Dampak dari pandemi Corona bisa lebih parah di negara-negara berpenghasilan rendah, yang memiliki lebih banyak pekerja di sektor informal dan utang luar negeri yang signifikan.
Lockdown yang terus-menerus dan ambruknya ekonomi karena pandemi Covid-19 dapat menyebabkan puluhan juta pekerja menganggur dalam beberapa bulan mendatang dan memiliki dampak besar terhadap negara-negara yang paling miskin jika langkah-langkah tepat tidak diambil segera, organisasi- organisasi internasional pun telah banyak memperingatkan tentang hal itu.
Pengangguran global, yang mencapai 190 juta, bisa mengalami kenaikan yang signifikan karena perusahaan memberhentikan pekerja dan memotong jam kerja. Dampak pada mereka yang bekerja di sektor informal, kebanyakan di negara-negara termiskin, akan lebih buruk karena mereka tidak memiliki jaminan sosial seperti tunjangan pengangguran.
Sejak lockdown diberlakukan, produsen mobil, pakaian dan sepatu kesulitan mencari konsumen, yang mana hal tersebut sangat mempengaruhi mereka- mereka yang menjadikan sektor-sektor tersebut sebagai satu- satunya peruntungan mencari nafkah.
Ini bisa menjadi lingkaran setan yang mengguncang rantai pasokan, yang menghubungkan kebiasaan pembelian seorang bankir Wall Street yang berbelanja di Zara dengan seorang pekerja tekstil yang tinggal di daerah kumuh yang padat di Dhaka, Bangladesh.
Walaupun masih terlalu dini untuk mencapai angka yang pasti, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), sebuah badan PBB, mengatakan bahwa lebih dari empat dari lima orang (81 persen) tenaga kerja global yang berjumlah 3,3 miliar terkena dampak penutupan tempat kerja secara total, atau pun tidak.
Tiga minggu lalu, diperkirakan sekitar 25 juta bisa kehilangan pekerjaannya pada tahun ini disebabkan pandemi.
Saat ini, pandemi telah menyebar ke Amerika Serikat, Italia, Spanyol dan banyak negara lain, membunuh ribuan dan memaksa pemerintah untuk memberlakukan jam malam yang lebih ketat dan membatasi pergerakan orang.
*Diterjemahkan dari TRT World