• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Iklan
  • Kirim Artikel
  • Donasi
Pena Pembaharu
Advertisement
  • Home
  • Dunia Peristiwa
    Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

    Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

    Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

    Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

    Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

    Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

    Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

    Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

    AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

    AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

    Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

    Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

    Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

    Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

    Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

    Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

    Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

    Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

    Trending Tags

    • Dunia Pemikiran
      Ramadan Bulan yang Mulia

      Kuliah Ramadan: Bulan yang Mulia (2)

      Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

      Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

      Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

      Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

      Hamka Berbicara tentang Umat Islam

      Hamka Berbicara tentang Umat Terbaik

      Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

      Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

      Tawazun

      Karakteristik Islam: Tawazun (3)

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Karakteristik Islam: Tawazun

      Karakteristik Islam: Tawazun (2)

      Tawazun

      Karakteristik Islam: Tawazun (1)

    • Dunia Tokoh
      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Sang Pembenar

      Sang Pembenar

      Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

      Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

      Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

      Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

      Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

      Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

      Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

      Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

      Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

      Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

      Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

    • Dunia Buku
      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

      Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

      Beres- beres Peradaban

      Beres- beres Peradaban

      Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

      Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

      Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

      Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

      Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

      Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

      Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

      Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

      The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

      The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

    • Dunia Kajian
    No Result
    View All Result
    • Home
    • Dunia Peristiwa
      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

      Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

      Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

      Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

      AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

      AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

      Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

      Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

      Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

      Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

      Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

      Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

      Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

      Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

      Trending Tags

      • Dunia Pemikiran
        Ramadan Bulan yang Mulia

        Kuliah Ramadan: Bulan yang Mulia (2)

        Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

        Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

        Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

        Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

        Hamka Berbicara tentang Umat Islam

        Hamka Berbicara tentang Umat Terbaik

        Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

        Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

        Tawazun

        Karakteristik Islam: Tawazun (3)

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Karakteristik Islam: Tawazun

        Karakteristik Islam: Tawazun (2)

        Tawazun

        Karakteristik Islam: Tawazun (1)

      • Dunia Tokoh
        Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

        Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

        Sang Pembenar

        Sang Pembenar

        Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

        Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

        Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

        Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

        Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

        Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

        Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

        Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

        Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

        Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

        Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

        Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

        Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      • Dunia Buku
        Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

        Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

        Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

        Beres- beres Peradaban

        Beres- beres Peradaban

        Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

        Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

        Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

        Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

        Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

        Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

        Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

        Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

        The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

        The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

      • Dunia Kajian
      No Result
      View All Result
      Pena Pembaharu
      No Result
      View All Result
      Home Politik

      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      Keluh kesah manusia- manusia tanpa negara di sebuah kota di benua Afrika

      Faris Ibrahim by Faris Ibrahim
      June 18, 2020
      in Politik, Sastra
      2
      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      Pinterest

      192
      SHARES
      472
      VIEWS
      Share on FacebookShare on TwitterShare WA

      Kalau Kairo disebut dalam legenda Seribu Satu Malam sebagai Ummu ad- Dunya‒ Ibu Dunia‒ maka ada baiknya apabila kita bertanya tentang si ibu ini langsung kepada anak- anaknya. Sebut saja salah satunya yang bernama Naguib Mahfuzh. Ketika si anak yang jadi pemenang Nobel Sastra tahun 1988 ini diminta untuk menggambarkan ibu kota kelahirannya, jawabannya singkat saja namun mengena: “menggambarkan Kairo itu, seperti bertemu kekasih lama di usia tua.”

      Tak heran, menimpali perkataan Naguib yang itu, Max Rodenback, saat menulis buku fenomenalnya Cairo:The City of Victorious, tak sedikit pun merasa canggung ketika harus mengelu- ngelukan Kairo sambil mencacinya di waktu yang sama. Pujian- pujian panjang yang dihaturkan dongeng Seribu Satu Malam tak juga membuatnya urung untuk tetap menceritakan selokan Kairo yang bau, pelayan- pelayan kafenya yang cemberut melulu, Max ingat betul itu.

      Lagi pula, benar juga, yang namanya bercerita tentang kekasih lama tentu tak perlu melulu tentang perawakannya yang pernah jelita, perangainya yang imut manja- ceria, ada kalanya bau mulutnya mesti pula kita umbar kembali, begitu pula dengan kerutan- kerutan di wajahnya yang seperti gundukan di Sahara, emosinya yang meledak- ledak mendadak tak karuan, semuanya serasa perlu juga untuk diputar ulang seperti rekaman. Caci saja, buat apa ragu lagi. Apalagi kalau si kekasih ini cuman sekadar mantan.

      Makanya, dari tutur panjang Naguib, dan si Max ini, kalau disuruh bercerita tentang Kairo‒ kekasih mereka itu, sebenarnya saya lebih suka menceritakan kerutan-kerutan di wajahnya belakangan hari ini ketimbang kulit mulusnya yang pernah membuat mereka jatuh hati. Karena memang adalah kenyataan yang paling benderang bahwa Kairo yang dulu, bukanlah lagi Kairo yang sekarang. Kecantikan Kairo telah banyak memudar digerus zaman, terutama oleh zaman otoritarian.

      Kairo yang hari ini saya tinggali, adalah perwujudan imajinasi John Lennon dan kekasihnya Yoko Ono, ketika menulis Imagine‒ tembang yang senantiasa diperdengarkan jadi anthem perdamaian warga dunia. Saat saya menerawang Kairo dari jendela 80 Coret‒ bis ke kampus al- Azhar, Drrassa‒ saya terbayang manifestasi nyata lantunannya: “Imagine there’s no countries.” Ya, bahkan, saya sudah tidak lagi perlu membayangkannya sebagai utopia, anak- anak Kairo memang‒ sudah seperti‒ manusia tanpa negara.

      Saat melihat drama kaum prol, saling caci di jalanan Kairo, saya cukup mengerti untuk bisa sampai mewajarkan. Jelas- jelas wajar, toh kaidah sosialnya memang sesuai kata pariwara: orang bakal “rese kalo lagi laper.” Orang miskin memang mudah tesulut emosi. Namun memang, yang tak wajar adalah saat berkali- kali ‒dari jendela buram 80 Coret‒ saya melihat pertikaian itu selesai begitu saja hanya dengan sekalimat sholawat: “sholla Allahu alihi wa sallam,” tanpa perlu adu pengacara di pengadilan.

      Perkara manusia tanpa negara selesai begitu saja di pengadilan jalanan, entah berakhir baku hantam, atau salam- salaman, yang jelas kehadiran perwakilan negara yang memakai baret, berseragam putih dengan kacamata hitam, entahlah, apa benar mereka diperlukan? Atau hanya mempersulit permasalahan? Karena mereka- mereka ini, daripada mengurus perkara- perkara jalanan, cendrung lebih senang mengurus apa yang George Orwell sebut di novelnya 1984 sebagai kejahatan pikiran (thought crime).

      Penyempalan, pemberontakan, penggulingan yang‒digadang‒ berakar daripada pikiran, lebih prioritas untuk dibidani daripada sekadar goresan panjang di losbak milik seorang proletar tua Bawwabat tukang sayuran. Tak pelak, razia- razia buku lebih dawam dilakukan ketimbang razia SIM di jalanan. Buku- buku yang tak sesuai dengan cita- cita Bung Besar lebih prioritas untuk ditilang. Makanya hasilnya masuk di akal ketika kata jihad sempat dilumat dari diktat kami, kata- kata adalah senjata yang mematikan.

      Di sini Bung Besar, mengatur cara kita berkata- kata; karena kata adalah dutanya pemikiran. Pemikiran yang sesuai dengan kepentingan politiknya, akan menghasilkan kata- kata yang senantiasa memuja- mujinya, mendukungnya, menjelek- jelekkan musuh- musuhnya. Sampai di sini jadilah kita tahu modus operandi media- media di sini‒ bekerja sebagai produsen kebenaran. Persis seperti dikata pendakwah kenamaan dari Riau: “yang betul tanggal dan harganya saja,” sisanya mengikuti kehendak kuasa.

      Tak heran, anak- anak Kairo bukan hanya merasa tak punya negara, namun secara sadar memang tak mau banyak- banyak berurusan dengannya. Dan rasanya, kebanyakan kami‒ masyarakat Indonesia di Mesir ‒ telah tertular laten ini. Ketika gawai pintar saya raup dicuri proletar lokal depan flat, seketika itu juga saya merasa dihadapkan dengan sebuah dilema: saat mengadu pada polisi, siapa yang akan ditangkap? Si dia atau saya yang saat itu kehabisan izin tinggal yang pengurusaanya lamanya bukan main.

      Oh administrasi, beruntunglah Surabaya masih punya bu Risma yang bisa marah- marah menyoal administrasi “yang birokrasi banget,” kata beliau sambil bertolak pinggang. Di sini, yang seperti itu sudah dianggap biasa terjadi. Baru beberapa minggu yang lalu, kami serombongan dari rumah harus berangkat sedari dini hari ke kampus, mengantri panjang di depan pagar besi; demi mengurus izin tinggal yang lama pengurusannya selama menunggu Anies Baswedan ber- swafoto dengan wakil barunya, kapan kali.

      Singkatnya memang kalau bisa dialegorikan secara sederhana lagi terpadu, berada di Kairo itu seperti kembali dengan mesin waktu ke Orde Baru. Kairo adalah nostalgia bagi yang pernah merasakan pahitnya hidup di Orde itu. Sedangkan bagi kita- kita yang terlahir sebagai native-democracy di Orde Reformasi, Kairo adalah pengalaman baru yang amat sayang untuk dilewatkan. Yah, semacam karnaval kelilinglah begitu, rasanya belum lengkap kalau sekedar naik bianglala-nya, rumah hantunya mesti juga dicicipi sebagai pelengkap rasa.

      Sedangkan dari sudut pandang saya sebagai pecinta literatur, bisa dibilang, menjadi warga Kairo di masa kini itu seperti membaca dengan nyata novel- novel distopia- fiksi, yang brengseknya setiap tokoh utamanya selalu serasa punya ikatan batin yang erat dengan saya sendiri sebagai pembacanya. Setiap fiksi- fiksi distopia selalu memiliki kekhasan atau kaidah umum yang mana tokohnya selalu digambarkan punya hasrat untuk memberontak, tapi tak berdaya untuk melakukannya, itulah pula yang saya rasa di sini.

      Membaca bagaimana Winston Smith di 1984 selalu merasa was-was diawasi oleh teleskrin dan poster- poster Bung Besar‒ serasa menemukan kembaran yang punya rasa yang sama saat memandang wajah as- Sisi ada di mana- mana. Saat kesal harus sembunyi- sembunyi baca buku tertentu, saya benar- benar merasa jadi seorang Montag di Fahrenheit 451 karya Ray Bradbury. Pun begitu saat gregetan melihat popok bayi menggenang di sungai Nil, saya merasa jadi Anna dan Nova di novel Jostein Gaarder.

      Namun seberapa pun banyaknya kerutan di wajah Kairo hari ini, tetap saja saya jatuh hati pada salah satu adagium tentangnya di legenda Seribu Satu Malam: “siapa yang belum melihat Kairo, maka dia belum melihat dunia.” Kairo memang adalah paket lengkap. Nikmat dan kiamat berpadu di dalamnya jadi satu. Terutama bagi Jakarta, Kairo sebenarnya semacam palang pintu yang mengingatkan kita-kita selalu agar tidak keterusan‒ bablas kembali tertabrak lokomotif ugal- ugalan masinis Orde Baru.

      *Tulisan pernah dimuat di Relawan.id

       

      Tags: 1984dunia annafahrenheit 451jostein gaarderkairoMesirnaguib mahfuzhorde barureformasi
      Previous Post

      Raja Malaysia Menunjuk Muhyiddin Yassin sebagai PM

      Next Post

      Unjuk Rasa Warga India di AS Menentang Diskriminasi Muslim di New Delhi

      Faris Ibrahim

      Faris Ibrahim

      Faris Ibrahim sekarang mahasiswa jurusan Aqidah- Filsafat di universitas al- Azhar, Kairo. Pernah aktif di kajian pemikiran al- Hikmah PCIM Mesir, kuliah pemikiran Islam di IIIT (International Institute of Islamic Thought) Zamalek, lulus dari WISE (Worldview of Islam Series) tahun 2019.

      Next Post
      Unjuk Rasa Warga India di AS Menentang Diskriminasi Muslim di New Delhi

      Unjuk Rasa Warga India di AS Menentang Diskriminasi Muslim di New Delhi

      Comments 2

      1. Light Yagami says:
        2 years ago

        Maap, sepertinya tulisan ini bisa jadi dianggap kritikan oleh pemerintah mesir (menurut dugaan saya saja yg gampang was-was). Antum yg nulis ini gak khawatir apa2?

        Reply
        • Faris Ibrahim says:
          2 years ago

          Di mana letak kritiknya? tulisan itu dibuat sebagai essai sederhana, bahkan terkesan seperti curhatan norak. Penulisnya banyak berbicara secara subjektif tentang pengalaman pribadinya. Tidak ada niatan sama sekali untuk mewakili. Semuanya nyata. Kalau pun ada unsur menjelekkan, bukannya suatu hal yang wajar, bicara tentang baik- buruk tinggal di negeri orang?, bukannya malah lebih aneh kalau yang kita ceritakan baiknya saja? penulis bercerita apa adanya. Kalau Anda mau ikut kontribusi ngirim tetang pengalaman baik, cerita- cerita unik di negara tempat Anda tinggal, kami akan sangat berterima kasih. Terima kasih sudah mau berkomentar.

          Reply

      Leave a Reply Cancel reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Channel Youtube

      Produk Pena

      Iklan

      • Trending
      • Comments
      • Latest
      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      August 10, 2020
      Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

      Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

      July 19, 2020
      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      June 18, 2020
      Al-Filāḥa: Kitab Pertanian Umat Islam

      Al-Filāḥa: Kitab Pertanian Umat Islam

      March 8, 2020

      Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

      7
      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      2
      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      2
      Masa- Masa paling Indah, Kisah seorang Introver di tengah Wabah

      Masa- Masa paling Indah, Kisah seorang Introver di tengah Wabah

      2
      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      November 14, 2021
      Merawat Ingatan Lewat Barang- Barang

      Merawat Ingatan Lewat Barang- Barang

      November 9, 2021
      Ramadan Bulan yang Mulia

      Kuliah Ramadan: Bulan yang Mulia (2)

      April 24, 2021

      Pandemi Jilid 2 di Masa Ramadhan

      April 19, 2021

      Recent News

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      November 14, 2021
      Merawat Ingatan Lewat Barang- Barang

      Merawat Ingatan Lewat Barang- Barang

      November 9, 2021
      Ramadan Bulan yang Mulia

      Kuliah Ramadan: Bulan yang Mulia (2)

      April 24, 2021

      Pandemi Jilid 2 di Masa Ramadhan

      April 19, 2021
      Pena Pembaharu

      Kampus Pemikiran Islam Pena Pembaharu adalah situs yang menyajikan kajian ilmiah, berita, dan dinamika pemikiran Islam. Situs ini kami hadirkan ke tengah masyarakat sebagai lisan para pembaharu menyampaikan dan menghidupkan ide-ide pembaharuan mereka dalam membangun proyek kebangkitan Islam

      Follow Us

      Browse by Category

      • Analisa
      • Berita
      • Buku
      • Dunia Buku
      • Kajian
      • Kampus
      • Pemikiran
      • Peradaban
      • Politik
      • Renungan
      • Resonansi
      • Sastra
      • sejarah
      • Tokoh
      • Uncategorized

      Recent News

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      November 14, 2021
      Merawat Ingatan Lewat Barang- Barang

      Merawat Ingatan Lewat Barang- Barang

      November 9, 2021
      • Tentang Kami
      • Hubungi Kami
      • Iklan
      • Kirim Artikel
      • Donasi

      © 2019 Penapembaharu - Kampus Pemikiran Pena Pembaharu Pena Pembaharu.

      No Result
      View All Result

      © 2019 Penapembaharu - Kampus Pemikiran Pena Pembaharu Pena Pembaharu.