Penapembaharu, Kairo- Terhitung sudah yang keenam kali kematian terjadi akibat virus korona di Iran. Sebagai langkah strategis, pihak berwenang akhirnya memerintahkan lebih dari sekian provinsi yang terkena dampaknya untuk menutup sementara sekolah, universitas, dan pusat kebudayaan dalam upaya mengatasi wabah tersebut, sebagaimana diwartakan Aljazeera.com.
Ali Aghazadeh, gubernur provinsi Markazi, mengatakan Sabtu malam bahwa hasil pemeriksaan seorang pasien yang baru-baru ini meninggal di pusat kota Arak positif hasilnya terkena virus itu.
Pasien itu juga menderita masalah jantung, katanya kepada kantor berita resmi IRNA.
Sejauh ini, 28 kasus telah dikonfirmasi di Iran, tetapi belum dikonfirmasi, apakah kematian keenam yang baru- baru ini di antara kasus-kasus itu.
Semua orang yang meninggal diyakini sebagai warga negara Iran, dan kematian di Iran merupakan yang terbanyak di negara mana pun di luar China.
Sejak coronavirus baru muncul pada bulan Desember, virus ini telah menewaskan 2.345 orang di Cina, pusat epidemi, dan lebih dari selusin orang di tempat lain di dunia.
Secara resmi virus ini dikenal sebagai COVID-19, infeksi pertama kali untuk virus ini muncul di Iran pada hari Rabu, ketika pihak berwenang mengatakan itu menyebabkan dua orang tua di Qom, sebuah kota suci Syiah di selatan ibukota, meninggal dunia
Kementerian Kesehatan mengatakan sebagian besar kasus yang terkonfirmasi beredar dalam lingkungan “warga Qom atau memiliki riwayat perjalanan, datang dan pergi dari Qom ke kota-kota lain”.
*Sumber: Aljazeera.com