• Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Iklan
  • Kirim Artikel
  • Donasi
Pena Pembaharu
Advertisement
  • Home
  • Dunia Peristiwa
    Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

    Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

    Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

    Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

    Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

    Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

    Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

    Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

    AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

    AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

    Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

    Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

    Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

    Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

    Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

    Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

    Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

    Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

    Trending Tags

    • Dunia Pemikiran
      Ramadan Bulan yang Mulia

      Kuliah Ramadan: Bulan yang Mulia (2)

      Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

      Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

      Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

      Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

      Hamka Berbicara tentang Umat Islam

      Hamka Berbicara tentang Umat Terbaik

      Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

      Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

      Tawazun

      Karakteristik Islam: Tawazun (3)

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Karakteristik Islam: Tawazun

      Karakteristik Islam: Tawazun (2)

      Tawazun

      Karakteristik Islam: Tawazun (1)

    • Dunia Tokoh
      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Sang Pembenar

      Sang Pembenar

      Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

      Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

      Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

      Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

      Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

      Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

      Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

      Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

      Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

      Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

      Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

    • Dunia Buku
      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Risalah Keluarga dalam Islam

      Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

      Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

      Beres- beres Peradaban

      Beres- beres Peradaban

      Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

      Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

      Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

      Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

      Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

      Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

      Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

      Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

      The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

      The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

    • Dunia Kajian
    No Result
    View All Result
    • Home
    • Dunia Peristiwa
      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Taj El-Din: “Kami Telah Melewati Puncak Gelombang Kedua Virus Corona”

      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      Kemenlu Saudi Menolak Laporan Intelijen AS Terkait Pembunuhan Kashoggi

      Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

      Gerakan Demonstran di Aljazair Kembali Turun ke Jalan Setelah Setahun Terhenti

      Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

      Menteri Irigasi Sudan: Pengisian Bendungan Renaisans Ancam 20 Juta Orang

      AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

      AS Batalkan Keputusan Trump untuk Menahan Bantuan ke Etiopia

      Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

      Akankah Rusia dan Turki Menarik Proksi Mereka dari Libya?

      Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

      Kejahatan Perang Israel Selama Perang Saudara Guatemala

      Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

      Dar al-Iftâ: “Pemerintah Berhak Mengambil Tindakan Pengendalian Kelahiran”

      Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

      Laporan Intelijen AS akan Mengungkap Peran Bin Salman seputar Pembunuhan Khashoggi

      Trending Tags

      • Dunia Pemikiran
        Ramadan Bulan yang Mulia

        Kuliah Ramadan: Bulan yang Mulia (2)

        Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

        Belajar dari Kemajuan Jepang; Menjadi Pembelajar Bukan Hanya Pelanggan

        Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

        Gerakan Islam adalah Imunitas dalam Tubuh Umat

        Hamka Berbicara tentang Umat Islam

        Hamka Berbicara tentang Umat Terbaik

        Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

        Polemik Jilbab; Ketika Citra Lebih Utama daripada Kinerja

        Tawazun

        Karakteristik Islam: Tawazun (3)

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Karakteristik Islam: Tawazun

        Karakteristik Islam: Tawazun (2)

        Tawazun

        Karakteristik Islam: Tawazun (1)

      • Dunia Tokoh
        Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

        Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

        Sang Pembenar

        Sang Pembenar

        Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

        Mengunjungi Masa Kecil yang Tertinggal di Rumah Lama

        Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

        Salah Paham terhadap Sayyid Quthb

        Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

        Unsur Kebetulan dalam Proses Kreatif

        Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

        Cita- Cita Saya Menulis, bukan Jadi Penulis

        Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

        Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

        Sunnah dan Orientalisme: Telaah Kritis atas Pandangan Ignác Goldziher

        Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

        Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      • Dunia Buku
        Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

        Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Risalah Keluarga dalam Islam

        Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

        Gibran Khalil Gibran: Cinta, Keindahan, dan Kesunyian

        Beres- beres Peradaban

        Beres- beres Peradaban

        Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

        Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah

        Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

        Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

        Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

        Dunia Anna: Bumi Nama Sekolahnya, Alam Nama Gurunya

        Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

        Totto- chan: Sengketa antara Jendela dan Papan Tulis

        The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

        The Alchemist: Tuntutlah Cita- Cita sampai ke Negeri Piramida 

      • Dunia Kajian
      No Result
      View All Result
      Pena Pembaharu
      No Result
      View All Result
      Home Pemikiran

      Harvest Moon sebagai Pelajaran Hidup Berperadaban

      Sebuah Upaya Menggugat Permainan yang Kerjanya Mengajarkan yang bukan- bukan

      Faris Ibrahim by Faris Ibrahim
      February 21, 2020
      in Pemikiran, Peradaban
      0
      Harvest Moon sebagai Pelajaran Hidup Berperadaban
      37
      SHARES
      118
      VIEWS
      Share on FacebookShare on TwitterShare WA

      Di tengah maraknya produk- produk game yang semakin jauh dari hakikatnya sebagai sarana hiburan, mereka‒ para korban kejamnya revolusi industri‒ yang kehilangan kedaulatan diri, pada akhirnya dipermainkan oleh game-nya sendiri.  Dampak baik dan buruk, tuan modal tidak lagi peduli. Yang ia pikirkan, sederhana: semakin candu orang- orang memainkan game yang dibuatnya, semakin banyak bilangan yang akan bertengger di rekeningnya.

      Ketika baik dan buruk luput dari perhatian, akhirnya game tak ubahnya seperti cerita- cerita misteri. Detail- detail di dalamnya lebih mirip seperti tutorial melakukan tindak kriminal dengan cara yang elegan‒ penuh intrik, berbelit- belit, sulit dipecahkan. Pecandu misteri mungkin tidak menyadarinya; nyatanya mereka memang sedang dimabukkan oleh semacam obsesi menerjemahkan kejahatan- kejahatan yang dibacanya dalam sebentuk aksi nyata yang adialami penuh perencanaan.

      Kecanduan seperti itulah yang selanjutnya ambil bagian. Mereka yang sudah terbiasa menembak di dunia permainan, dibuat bingung saat menonton aksi keji Brenton Tarrant di masjid. Alih- alih mengutuknya sebagai penjahat, mereka mungkin malah bertanya kebingungan: “apa sih dosa si Brenton ini?” Toh, Brenton hanya sedang berburu burung Sintaran di tengah pematang sawah. Pikir mereka, Brenton tidak lebih hanyalah karakter ber-username yang digerakkan oleh seseorang di balik monitor.

      Permainan Sarana Penjajahan

      Hari ini para saudagar kaya mempermainkan orang lewat game yang mereka buat. Bukanlah tidak mungkin, di masa depan, (saking kayanya) mereka tidak lagi butuh game untuk bisa mempermainkan orang. Tragedi demi tragedi di film The Hunger Games satu persatu menjadi kenyataan. Mereka yang hari ini bermain game sampai jatuh miskin, di suatu hari akan diketuk pintunya oleh saudagar- saudagar kaya‒ diseret ikut serta dalam game yang mereka buat, untuk jadi salah satu karakter di dalamnya.

      Pada hari di mana kejadian seperti itu benar- benar terjadi, barulah mereka sadar: ternyata game- game yang mereka nikmati dulu, sambil menyeruput kopi menyendok Pop Mie, bukanlah semata- mata sarana hiburan, melainkan juga sarana penjajahan. Seperti kata Mālik bin Nabī, banyak orang- orang yang tidak menyadari bahwa sebenarnya “mereka hidup di dunia yang telah dipetakan (fī ālam mukhottoth).” Bukanlah tidak mungkin, kalau dunia yang dimaksudnya itu barangkali salah satunya adalah dunia game.

      Permainan- permainan yang tak terkendali, cepat atau lambat memang akan mengendalikan pemainnya. Lee Sendon‒ juara dunia Go asal Korea Selatan‒ akhirnya dipecundangi oleh kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh Google Deep Mind. Manusia akhirnya dikalahkan game-nya. Game adalah ciptaan manusia. Harusnya manusia maha kuasa mempermainkannya. Namun apa jadinya kalau game yang mereka buat itu, akhirnya jadi anjing yang menggigit tuannya sendiri.

      Oleh karenanya, adalah suatu keharusan melahirkan kembali game- game yang membantu manusia untuk bisa jadi pemenang dalam kebaikan, bukan malah mengubur potensi mereka dalam kesiaan. Game- game yang menyuburkan mental layak dijajah (al- qābilīah lil isti’mar) harus dilawan dengan game- game yang menentang penjajahan. Ketimbang yang mengajarkan pembunuhan, manusia hari ini lebih butuh game– game bergizi yang mengajarkan arti penting kehidupan.

      Harvest Moon dan Pelajaran Hidup Berperadaban

      Kalau memang ada game yang mengajarkan makna luhur kehidupan, mungkin Harvest Moon adalah salah satu yang paling menyentuh pemaknaannya sampai yang terdalam. Anak- anak 90-an pasti punya kesan menarik pernah memainkan game ini. Bagi mereka yang pernah terluka di jeruji penguasa, Harvest Moon adalah penawar yang paling mujarab mengobati kerinduan mereka‒ merasakan segarnya nafas kebebasan, nikmatnya hidup dalam nuansa berkeadilan.

      Betapa berharganya kebebasan bagi suatu masyarakat yang punya semangat hidup berperadaban. Harvest Moon ingin mengajarkan nilai berharga semacam itu yang sudah sedikit banyak dilupakan manusia modern. Tersebab oleh penitik beratan fungsi homo faber yang mengeksploitasi manusia menjadi abdi industri, sepertimana dijelaskan oleh Rene Guenon di The Crisis of the Modern World: manusia jadi lebih mirip seperti mesin berhati dingin, ketimbang makhluk ciptaan Tuhan.

      Manusia bukan mesin. Manusia adalah pemelihara alam yang diberi mandat langsung oleh Tuhan. Lewat kampanyenya kembali ke alam (back to nature), Harvest Moon ingin mengukir kembali aksara suci itu; bahwa ketika pohon terakhir telah tumbang, sungai- sungai keracunan, ikan- ikan sekarat, barulah manusia tahu bahwa uang ternyata tidak bisa dimakan. Harvest Moon ingin mengurai kekeliruan yang menjangkiti pemahaman manusia, untuk dapat berlaku arif memelihara alamnya.

      Harvest Moon dan al-Madīnah al-Fādhilah

      Cabaran masalah internal yang Syed Naquib al- Attās petakan akhirnya terurai: Kekeliruan ilmu, hilangnya adab, dan pemimpin palsu. Penduduk desa di Harvest Moon berhasil menyelesaikan masalah itu. Makanya mereka dikaruniai pemimpin bijak. Walikota mana di dunia yang pagi- pagi sudah berkeliling menyapa masyarakatnya, menanyakan kabar, memberi masukan tentang tata cara pengolahan lahan. Boleh jadi, Mayor Thomas adalah jelemaan paling nyata, navigator kapal yang Plato ilustrasikan di Republic-nya.

      Seberapa banyak even- event berkumpul yang dimiliki suatu masyarakat, sebanyak itulah kebahagiaan yang mungkin dirasakannya. Berkumpul adalah ekspresi alami sifat manusia yang tidak bisa hidup tanpa sesamanya dalam memenuhi kebutuhan. Ketika kebutuhan terpenuhi, manusia bahagia. Makanya Kata al- Fārābi di bukunya al-Madīnah al-Fādhilah: “Negeri yang memaksudkan perkumpulan di dalamnya tolong menolong untuk memperoleh kebahagiaan adalah negeri yang ideal.”

      Bisa dihitung, berapa banyak festival yang diselenggarakan penduduk desa di Harvest Moon, banyak sekali. Dari mulai festival thanksgiving, festival panen, festival kembang api, festival masak, sampai festival pacuan kuda. Seandainya industri game sudah mulai gandrung di abad ke- 9, mungkin murid- murid al- Fārābi akan sepenuh hati merakit game semacam Harvest Moon untuk mengedukasi muda- mudinya, agar lebih akrab mengenal canggihnya teori madīnah fādhilah yang dijabarkan oleh guru mereka.

      Berkumpul memang melekatkan solidaritas sosial. Di Harvest Moon, setiap individu saling tolong menolong menutupi kebutuhannya. “kullun ya’malu alā syākilatihi,” tidak ada gengsi profesi. Penduduk desa menghormati Rick si tukang ayam dengan hormat yang sama teruntuk dr. Trent. Elli tidak pernah mencela Karen walaupun pengangguran. Mungkin, suasana seperti itulah yang membuat gadis seperti Ann selalu terlihat ceria bahagia di kesehariannya membersamai penghuni desa.

      Berhibur dengan Permainan yang Mengandung Maslahat, Menolak Mudharat

      Mereka yang sudah muak dihinakan oleh tuan- tuan permainan, merindukan kejayaan Harvest Moon mengemuka kembali. Hari- hari penuh kabut berkebun di warung playstation, terasa lebih manusiawi dibanding berjam- jam membunuh orang dengan ragam kaliber senjata di depan monitor. Kalau hari ini, orang- orang membisu ketika hak- hak petani diberantas, sedang tidak pula tergerak emosinya mengutuk aksi keji yang Brenton Tarrant langsungkan, mungkin masalahnya ada di game.

      Oleh sebabnya, di momen hijrah yang mulia ini, ada baiknya muda- mudi mulai mengingat kembali petuah Rasulullāh shalallāhu alaihi wa sallam untuk “tarku mā lā ya’nīhi.” Mengambil yang bermanfaat, menyangsikan yang tidak mengandung maslahat. Utamanya dalam memilih game. Cari game yang menghidupkan, bukan mematikan. Tentang game, ingat selalu senandung Raihan tentang hiburan: “berhibur tiada salahnya karena hiburan itu indah, hanya pabila salah memilihnya membuat kita jadi bersalah.”

      Allahu A’lam

      • *Artikel Pernah Dimuat di Ibtimes.id
      Tags: gameharvest moonPeradaban
      Previous Post

      Ghannouchi: “Pemerintahan Fakhfakh Terdiri dari Orang-orang Terbaik”

      Next Post

      Qatar Menyesalkan Sikap Otoritas Saudi terkait Pertemuan Membahas Virus Korona

      Faris Ibrahim

      Faris Ibrahim

      Faris Ibrahim sekarang mahasiswa jurusan Aqidah- Filsafat di universitas al- Azhar, Kairo. Pernah aktif di kajian pemikiran al- Hikmah PCIM Mesir, kuliah pemikiran Islam di IIIT (International Institute of Islamic Thought) Zamalek, lulus dari WISE (Worldview of Islam Series) tahun 2019.

      Next Post
      Qatar Menyesalkan Sikap Otoritas Saudi terkait Pertemuan Membahas Virus Korona

      Qatar Menyesalkan Sikap Otoritas Saudi terkait Pertemuan Membahas Virus Korona

      Leave a Reply Cancel reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Channel Youtube

      Produk Pena

      Iklan

      • Trending
      • Comments
      • Latest
      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      Problem Beragama Umat Menurut Syaikh Muhammad Al- Ghazali

      August 10, 2020
      Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

      Hikmah #1 dari Kitab al-Hikam Karya Ibn Athaillah as-Sakandary (1)

      July 19, 2020
      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      June 18, 2020
      Al-Filāḥa: Kitab Pertanian Umat Islam

      Al-Filāḥa: Kitab Pertanian Umat Islam

      March 8, 2020

      Menggagalkan Umi Jadi Anggota Dewan

      7
      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      2
      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      Kairo: Mesin Waktu Kembali ke Orde Baru

      2
      Masa- Masa paling Indah, Kisah seorang Introver di tengah Wabah

      Masa- Masa paling Indah, Kisah seorang Introver di tengah Wabah

      2
      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      November 14, 2021
      Merawat Ingatan Lewat Barang- Barang

      Merawat Ingatan Lewat Barang- Barang

      November 9, 2021
      Ramadan Bulan yang Mulia

      Kuliah Ramadan: Bulan yang Mulia (2)

      April 24, 2021

      Pandemi Jilid 2 di Masa Ramadhan

      April 19, 2021

      Recent News

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      November 14, 2021
      Merawat Ingatan Lewat Barang- Barang

      Merawat Ingatan Lewat Barang- Barang

      November 9, 2021
      Ramadan Bulan yang Mulia

      Kuliah Ramadan: Bulan yang Mulia (2)

      April 24, 2021

      Pandemi Jilid 2 di Masa Ramadhan

      April 19, 2021
      Pena Pembaharu

      Kampus Pemikiran Islam Pena Pembaharu adalah situs yang menyajikan kajian ilmiah, berita, dan dinamika pemikiran Islam. Situs ini kami hadirkan ke tengah masyarakat sebagai lisan para pembaharu menyampaikan dan menghidupkan ide-ide pembaharuan mereka dalam membangun proyek kebangkitan Islam

      Follow Us

      Browse by Category

      • Analisa
      • Berita
      • Buku
      • Dunia Buku
      • Kajian
      • Kampus
      • Pemikiran
      • Peradaban
      • Politik
      • Renungan
      • Resonansi
      • Sastra
      • sejarah
      • Tokoh
      • Uncategorized

      Recent News

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      Mahakarya untuk Indonesia: yang Mengingatkan Waktu Ketiduran di Kereta

      November 14, 2021
      Merawat Ingatan Lewat Barang- Barang

      Merawat Ingatan Lewat Barang- Barang

      November 9, 2021
      • Tentang Kami
      • Hubungi Kami
      • Iklan
      • Kirim Artikel
      • Donasi

      © 2019 Penapembaharu - Kampus Pemikiran Pena Pembaharu Pena Pembaharu.

      No Result
      View All Result

      © 2019 Penapembaharu - Kampus Pemikiran Pena Pembaharu Pena Pembaharu.