Seiring dengan memanasnya konfrontasi antara Islam dan Sekularisme di negara-negara Arab khususnya dan Dunia Islam umumnya—sebagai pengaruh dari kebangkitan kaum islamis dalam menghadapi hegemoni Barat dan juga upaya yang terus menerus dari gerawesternisasi pada realitas kehidupan umat Islam, maka bagi Dr. Muhammad Imarah tahun 1992 adalah tahun konfrontasi pemikiran kaum islamis dan kaum sekularisme. Karena pada tahun ini beliau ikut serta menjadi debator dalam 3 program debat pemikiran terbesar di abad ini yang di abadikan sejarah, debat antara tokoh-tokoh islamis dan sekularis.
Debat 1; dilakasanakan di Cairo Internasional Book Fair 8 januari 1992. Dari sayap kaum islamis Syekh Muhammad Al Ghozali, Mursyid IM Ma’mud Hudhoibi, dan Dr. Muhammad Imarah. Sedangan dari sayap kaum sekularis diwakili oleh Dr. Farg Al Faodah dan Dr. Muhammad Ahmad Khalafullah.
Debat 2: di Nadi Muhandisin Alexandria 27 Januari 1992, debat antara Dr. Muahmmad Imarah, Dr. Muhammad Salim Awa dari kaum Islamis dengan DR. Farg Faodah, Dr. Fuad Zakaria dari kaum sekularis.
Debat ke 3: di Qatar pada 19 Oktober 1992, digelar debat antara Dr. Muhammad Imarah dan Dr. Fuad Zakaria.
Dalam ketiga debat ini setiap kelompok memaparkan gagasan, syubhat, pertanyaan-pertanyaan sekitar Islam dan Sekularisme. Dan Dr. Imarah mengakui bagaimana gagasan-gagasan Islam mampu memukul gagasan-gagasan Sekularisme.
Buku “Al Islam was Siyasah; Rudud ‘ala Syubuhati Al Ilmaniyyin” (Islam dan Politik; Bantahan atas Syubhat Kaum Sekularis ) adalah bagian-bagian terpenting dalam ketiga debat di atas yang dikumpulkan dan dibukukan oleh Prof. Dr. Muhammad Imarah.
Buku ini memuat beberapa tema penting, diantaranya:
- Pengatar ilmiyah seputar Islam dan Politik.
- Gerakan Islamisasi dan Sekularisasi Negara
- Penyingkapan Taubatnya Para Tokoh Sekularisme;
– Syekh Ali Abdu Raziq
– Dr. Thoha Husein
– Dr. Husein Haikal.
- Syubuhat Kaum Sekularisme terhadap kaum islamis
- Syubhat 1: Ketakutan dari diterapkannya Syariat Islam.
- Syubhat 2 : Ketakuta dari diktatorisme atas nama agama.
- Syubhat 3 : Ketautan akan terpecahnya persatuan bangsa dengan didirikannya pemerintahan Islam.
- Syubhat 4: Tidak jelasnya proyek kaum Islamis dan program-programnya.
- Syubhat 5: Menghubungkan proyek Islam dengan ekstrimisme dan radikalisme.
Buku ini sangat penting untuk dibaca oleh para pemikir dn aktivis Islam, karena hingga hari ini syubhat-syubhat yang dikaji dalam buku ini terus dilontarkan oleh kaum sekularis khususnya dan oleh mereka yang anti poyek Islam umumnya. Sebagaimana jawaban dan pemikiran yang dilontarkan Dr. Muhammad Imarah dalam buku ini masih hidup dan bisa kita gunakan untuk mengcounter syubhat-syubhat kaum sekularis sekarang. Oleh karena itu, alasan inilah yang mendorong penerbit Daarus Salam untuk terus mencetak buku penting ini.
Wallahu ‘alam Bisshowwab.