Dr. Muhammad Imarah dalam panggung sejarah gerakan pemkiran Islam sangatlah penting, karena ia memiliki peran yang sangat kuat dalam mempertahankan gerakan pebaharuan, memperkuat barisan para pemikir dan aktivis gerakan Islam, serta mampu mampu memukul mundur kaum sekularis dan tradisionalis yang menghambat laju kebangkitan Peradaban Islam.
Kemana kaum sekuler berlari, kesitulah Dr. Muhammad Imarah akan mengejar. Dan kemana pun kaum islamis melangkah, maka disanalah Dr. Muhammad Imarah akan hadir membela. Demikianlah kesan yang dirasakan oleh para pemikir dan aktivis gerakan saat mereka mengenang Sang Pewaris Gerakan Pemikiran Islam Prof. Dr. Muhammad Imarah.
Kehadiran Dr. Muhammad Imarah dalam panggung sejarah gerakan pemkiran Islam sangatlah penting, karena ia memiliki peran yang sangat kuat dalam mempertahankan gerakan pebaharuan, memperkuat barisan para pemikir dan aktivis gerakan Islam, serta mampu mampu memukul mundur kaum sekularis dan tradisionalis yang menghambat laju kebangkitan Peradaban Islam.
Beberapa peran penting Sang Pemikir Modern asal Mesir ini diantaranya adalah:
Pertama, Mengenalkan para tokoh pembaharu dan proyek pemikirannya kepada masyarakat Islam.
Dr. Muhammad Imarah telah banyak menulis sirah perjuangan para pembaharu, kemudian mengumpulkan karya-karya mereka, hingga mentahqid setiap perkara yang membutuhkan tahqiq, mengangkat gagasan-gasan pembaharuan mereka, dan meluruskan syubhat-syubahat yang mengotori sejarah hidup mereka.
Beliau menulis tentang Sang Pelopor kebangkitan Islam, Sayyid Jamaluddin Al Afghani, Imam Muhammad Abduh, Syekh Muhammad Rasyid Ridho, Imam Hasan Al Banna, Abdullah An nadim, As Sanhuri Basya, Abu ‘Ala Al Maududi, dan juga tokoh-tokoh pembaharu lainnya.
Bahkan menurut Syekh Ishom Talimah, Dr. Muhammad Imarah bukan hanya sekedar menuliskan siroh para pembaharu saja, namun juga mengembalikan para tokoh pemikir Islam modern ke medan Islam. Dr. Imarah telah menyingkapkan kepada kita bagaimana Ali Abdura Raziq dan Thaha Husen yang diaanggap sebagai muassis Islam Sekuler telah bertobat dan kembali kepada pemahaman Islam yang benar.
Mengenalkan para tokoh pembaharu kepada anak generasi sangatlah penting, bukan hanya untuk mengenang perjuangan mereka dalam menegakkan kembali agama Islam, namun agar anak-anak generasi mampu terhubung dengan perjuangan dan pemikiran para pembaharu, memahami gagasan-gagasan pembaharuan mereka, hingga mampu meneruskan estapet gerakan pembaharuan mereka di masa depan.
Kedua, Mengcounter syubhat-syubhat kaum sekularis terhadap Islam, para pemikir dan juga para tokoh gerakan pembahruan Islam.
Upaya kaum sekularis untuk mewujudkan proyek sekularisme mereka telah banyak melahirkan pemahaman yang salah tentang Islam. Mereka banyak mendekontruksi niai-nilai Islam, sehingga lahirlah wajah Islam yang tidak sesuai dengan kemajuan zaman. Islam diposisikan sebagaimana halnya agama Kristen di Barat, atau dianggap sebagai budaya kolot yang mengekang kebebasan, atau divonis sebagai candu yang melenakan umat manusia.
Maka Dr. Muhammad Imarah terpanggil untuk menjawab setiap syubhat-syubhat yang dilontarkan kaum sekularis tentang Islam, meluruskan gagasan-gagasan mereka tentang hubungan Islam dan negara, Islam dan Budaya, Islam dan Demokrsi. Sebagaimana beliau menyingkapkan kekeliruan kaum sekularis tentang proyek kaum Islamis, proyek turots dan tajdid, dsb.
Beberapa karya beliau dalam membalas syubhat-syubhat kaum sekularis diantaranya adalah, Izalutus Syubuhat, Syubuhat Haola A Quran, Syubuhat Haola Al Hadits, Al Islam baina Tanwir wat Tazwir,..dst.
Bantahan Dr. Muhammad Imarah terhadap kaum sekular sangat diperhitungkan oleh para ulama dan pemikir Islam, karena beliau mampu mempreteli gagasan-gagasan kaum sekularis hingga ke dasar-dasarnya,baik di medan tulisan atau di panggung perdebatan.
Ketika Dr. Muhammad Imarah diberikan amanat menjadi Pimred Majalah Al Azhar, seketika beliau mampu menghadirkan Majalah Al Azhar sebagai madrasah pembaharuan sebagaimana halnya Urwatul Wutsqo di tangan Jamaluddin Afghani dan Al Manar di tangan Muhammad Rasyid Ridho. Melaui Majalah Al Azhar Dr. Muhammad Imarah berhasil menghantam kaum sekularis dan atheis yang berusaha untuk mendominasi proyek-proyek pemikiran di Mesir pasca kudeta militer. Hingga akhirnya, hal inilah yang membuat Dr. Muhammad Imarah harus mundur dari jabatannya karena selalu mendapatkan tekanan dari pihak-pihak yang merasa kepentingannya terancam.
Ketiga, Membela dan mendukung Proyek Kebangkitan Islam yang dihusung oleh kaum Islamis moderat.
Ketika mengikrarkan diri untuk memperjuangkan Proyek Kebangkitan Islam, seketika Dr. Muhammad Imarah terdepan dalam membela para aktivis gerakan Islam dari hantaman syubuhat kaum sekularis atau dari intimidasi para penguasa tiran. Hal ini bisa kita lihat dari tulisan-tulisan beliau atau dari statement-statement beliau langsung dalam seminar, muktamar, atau dalam acara-acara yang beliau hadiri di televisi.
Ketika meletusnya Revolusi Arab Spring pada 2011, Dr. Muhammad Imarah hadir menyokong dan menguatkan kaum revolusionis Mesir untuk mewujudkan cita-cita revolusinya. Ketika terjadinya peristiwa kudeta berdarah yang mengaborsi Arab Spring, Dr. Muhammad Imarah seketika menyampaikan penolakannya atas kudeta yang dilakukan Sisi yang telah menciderai proses demokrasi di Mesir. Bahkan beliau secara tegas mengcounter kekeliruan Syekh Ali Jum’ah yang menuduh IM dan para demonstran pro legitimasi sebagai khowarij.
Umat Islam hari ini, sangat berhutang budi pada Dr. Muhammad Imarah, karena melalui karya-karya beliaulah kita bisa mengenal para tokoh pembaharu, memahami proyek gerakan kebangkitan Islam, dan terhindar dari setiap syubhat yang ingin menjauhkan kita dari pemahaman Islam yang benar.
Semoga Allah senantiasa memberikan pahala yang berlimpah atas jasa-jasanya, serta memberikan kesehatan yang menguatkan jalan juangnya. Amin.